Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
.
.
.
.Sebenarnya vote nya kurang 1😭
Tapi gapapa lah, kita tetap update 😇Selamat Membaca 🥰
***
"Saya terima nikah dan kawinnya Nayla Anugrah binti Ahmad Jailudin dengan mas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai."
Dengan lantang Hamid mengucapkan kalimat Qabul, tanpa ada kesalahan tanpa ada keraguan.
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah!"
Sejak awal mula bertemu, Nayla sudah mencuri hatinya. Tingkah Nayla yang sering berbuat salah, membuatnya ingin membimbing gadis itu menjadi lebih baik.
Sebelumnya Hamid pernah menyukai seseorang, dia bahkan juga mengajukan CV ta'aruf pada seorang perempuan yang satu universitas dengan dirinya. Namun saat itu CV ta'aruf Hamid ditolak lantaran ternyata perempuan yang dia kirimi sudah bersuami.
Sungguh kesalahan yang membuat Hamid sering menertawakan dirinya sendiri. Geri dan Rahmat bahkan sering meledek dirinya. Makanya Hamid langsung meminang Nayla begitu tahu hatinya tidak jatuh pada orang yang salah.
Nayla meraih tangannya untuk pertama kalinya, dia menyalami Hamid yang sudah resmi menjadi suaminya. Kemudian Hamid mencium dahi Nayla dengan lembut.
Kayla dan Fatimah tampak terharu, mereka sungguh tak menyangka dua orang ini akan berjodoh.
Setelah acara ijab qobul selesai, resepsi dengan oleh pesta sederhana pun dilaksanakan. Persiapan pernikahan yang hanya seminggu ternyata tak mengurangi pesta mereka. Tetap berjalan dengan lancar dan ramai dihadiri oleh tamu undangan.
Rahmat turut hadir disana karena yang menikah salah sahabatnya. Melihat begitu banyak orang yang berdatangan, ramai bahkan hampir memenuhi tenda yang terpasang. Namun dia merasa aneh.
Aneh karena tidak melihat sosok Winda sedari tadi.
Aneh karena tidak ada yang mengganggunya.
Aneh karena yang menikah adalah sahabatnya tapi dia tidak ada.
Saat sedang makan bersama Geri, Rahmat melawan rasa gengsinya untuk bertanya.
"K-kenapa Nayla ga didampingi sahabatnya?" tanya Rahmat.
Geri yang sedang mengunyah makanan menghentikan kunyahannya. "Maksud antum Winda?"
Rahmat mengangguk pelan lalu menggelengkan kepalanya.
"Dia lagi ke Bali, ada acara disana. Udah dari hari Senin," terang Geri. "Katanya malam ini akan pulang demi pernikahan Nayla."
"Oooh, begitu." Ada raut lega dari wajah Rahmat.
Geri menyadari hal itu, dia hanya mengulum senyum. "Kenapa antum makannya kurang bersemangat?" pancing Geri.
Rahmat tersenyum miring. "Sudah kenyang."
Suasana yang tadi tenang mendadak hiruk ketika Andy datang. Dia membawa kado besar dan menggendongnya hingga sampai diatas pelaminan.
"Nayla ... ini kado spesial buat Lo!" Dia menyerahkan. "Lo harus buka kado itu hari ini juga, biar semua orang lihat kado gue apa!"
Nayla tertawa. "Apaan sih, belagu banget Lo. Gue yakin ini ga lebih mahal dari sepatu Lo!" cibir Nayla.
"Kamu sudah makan? Makan dulu, setelah itu kami berdua akan buka kadonya." Hamid mengusir Andy dengan halus, karena hadirnya lelaki itu di pelaminan menghambat tamu lain yang akan berfoto dengan mereka.
"Okay! Nanti Lo harus buka, harus pokonya!"
***
Nayla dan Hamid mulai membuka kado besar tersebut, disaksikan oleh para tamu undangan. Mereka bahkan merekam kejadian tersebut dengan ponsel masing-masing.
Setelah kotak paling besar dibuka, ternyata ada kotak lain didalam itu. Nayla dan Hamid kembali membuka kota yang berbungkus kertas kado tersebut. Sedangkan Andy tertawa dari tadi, sepertinya ada yang sedang direncanakannya.
Kayla yang melihat itu dari jauh menyadarinya, dia ingin sekali memarahi pria itu namun harus dia tahan karena tidak ingin mempermalukan diri.
Namun akhirnya Kayla tidak bisa menahan diri karena sudah berkali-kali kotak itu dibuka, masih ada kotak lain yang membungkusnya. Membuatnya mengambil tindakan dan mendekati Andy.
"Orang kalau memberikan hadiah harus yang baik-baik, bukan sesuatu yang menyusahkan," sindirnya.
Andy menoleh saat mendengar suara Kayla. Dia menunjuk Nayla. "Lo! Lo yang remehin gue waktu itu, kan? Iya, mobil itu bukan punya gue. Tapi gue diberi wewenang!"
"Saya tidak bertanya," jawab Kayla.
"Andy Lo apa-apaan ngasih hadiah begini?" omel Nayla saat akhirnya proses membuka kado itu selesai.
Adalah sebuah buku dengan judul Jadilah istri Solehah dan itu bukan buku baru.
"Gapapa, Nayla. Kamu bisa baca buku itu. Andy ga salah ngasih kadonya," kata Hamid menenangkan.
"Iya ... tapi kalau kado itu sesuatu yang baru. Bukan bekas. Udah gitu bungkus kadonya sebesar dispenser! Ga ada otak banget! Juga buku ini, Lo nyolong dimana ini?" tanya Nayla.
Andy hanya terkikik geli. "Lo ga coba buka bukunya, main marah-marah aja!"
Nayla menuruti perintah Andy, dia membuka buku tersebut dan mendapati sebuah kertas tipis ditengah halaman buku.
"Apa nih?" tanya Nayla membuka dengan semangat.
"Tiket konser boyband Korea kesukaan Lo! Gue tau Lo pasti pengen banget, kan?" Andy tertawa. "Gue habisin banyak uang cuma untuk beli tiket VVIP buat Lo!"
Nayla terharu, dia salah menduga. Andy memang mengusilinya tapi ternyata dibalik itu ada hal lain. Sahabatnya itu memang penuh kejutan.
"Gimana, mana lebih mahal dari pada sepatu gue?"
"Thank you banget, Ndy!"
Kayla yang tadi sempat menyindir merasa malu. "Maaf, saya salah sangka." Dan dia berlari meninggalkan Andy.
Andy tertawa terbahak-bahak, namun tawanya langsung terhenti ketika sebuah notifikasi muncul dari layar ponselnya. Tawa Andy yang tadinya renyah tiba-tiba padam, mata pria itu mendadak basah diikuti dengan jantungnya yang bertalu.
Ini tidak mungkin 'kan?
Pesawat Jaya Indonesia C113987 Bali———Jakarta hilang kontak.
Dia langsung berjalan ke arah Nayla yang berada di pelaminan. Dengan mata berlinang air mata.
Nayla yang tadi tertawa lepas merasa aneh dengan Andy. "Lo kenapa? Terharu?"
"Winda pulang hari ini, kan?" tanya Andy.
"Iya, kenapa? Dia janji beliin gue hadiah besar," jawab Nayla.
"Lo udah mencoba menghubungi Winda?" tanya Andy namun Nayla menggelengkan kepalanya.
"Pesawat yang ditumpangi Winda hilang kontak!"
***
Alhamdulillah 😇
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaaa 🖤
Terima kasih sudah Membaca 🥰
—Dua Part Menuju Ending—
Bab ini pertama kali di publikasikan pada 14 Juni 2022
Kembali di publikasikan setelah di revisi pada 29 september 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
Romantizm"Aku mencintaimu karena Allah, maka dengan nama Allah juga aku melupakanmu." Tentang cinta yang membara, juga tentang rasa yang bungkam. Tentang sebuah perjuangan, juga tentang ketidakpedulian. Dan juga tentang sebuah keikhlasan dengan melupakan. ©D...