I Love You

2.1K 83 5
                                    

Dennis pulang dari menemui Vanka dan Wilona tanpa membawa hasil. Mereka tidak memberikan informasi apapun entah memang benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu Dennis juga tidak begitu paham. Yang jelas sekarang kepalanya sedang pusing berat saat sedang menyetir menuju ke apartemen. Dennis ingin pulang ke apartemen terlebih dahulu untuk beristirahat sebab disana Ia bisa merasakan keberadaan Alma dengan melihat barang-barang istrinya.

Akhirnya Dennis sampai di apartemen dengan selamat meskipun rasa sakit kepala menyerang tak mengalahkan rasa sakit menahan rindu pada istrinya. Dennis berjalan ke ruang wardrobe untuk mengambil baju ganti karena bajunya telah basah oleh keringat sebab suhu badannya makin meningkat. Saat sedang berganti baju Dennis melihat dress rumahan bekas pakai Alma masih tergantung pada stand hanger. Dennis mengambilnya kemudian Ia hirup dalam-dalam aroma tubuh Alma yang masih tertinggal. Dennis ingat baju ini adalah baju yang dipakai Alma pertama kali terlihat tidak menggunakan hijab di depan Dennis. Mengingat ekspresi Alma yang kaget saat itu membuat Dennis gemas dibuatnya. Dan baju inilah yang dipakai Alma saat menyerahkan diri sepenuhnya pada sang suami. Dennis kembali ke kamarnya untuk merebahkan diri, Ia bawa serta baju Alma untuk menemaninya. Setidaknya memeluk baju itu bisa mengobati rindunya. Tak berselang lama Dennis pun terlelap memeluk baju Alma.

Kinara gusar sebab pintu didepannya belum juga terbuka meskipun berkali-kali ia memencet bel. Puluhan panggilannya pun tidak dijawab oleh Dennis. Terakhir Dennis membalas pesannya satu jam yang lalu dan bilang akan mampir ke apartemen terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Kinara takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Dennis. Kinara tidak memiliki access card sehingga tidak bisa langsung masuk. Setahunya hanya Dennis, Alma dan Radika orang kepercayaan Dennis yang memilikinya. Kinara masih ragu untuk menghubungi Radika sebab Ia masih canggung bertemu setelah sempat beberapa waktu lalu Radika menunjukkan rasa enggannya dengan sikap Kinara yang terlihat tertarik padanya. Ya, Kinara menyukai Radika. Namun saat Kinara mengetahui rasa sukanya tidak bersambut Ia pun memilih untuk mengubur dan memendamnya dalam-dalam karena Kinara tidak ingin Radika malah ilfeel padanya. Tapi untuk sekarang ini harapannya hanyalah Radika akhirnya Ia memutuskan untuk memanggil Radika.

Kinara sedang duduk menekuk lututnya didepan pintu apartemen Dennis saat ada yang memanggil namanya.

"Kinara?". Radika menyapa Kinara.

"Eh..Iya Kak Dika. Udah bawa keycardnya?". Tanya Kinara canggung yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya.

"Tapi Nara nggak tau Kak Dennis beneran di dalem apa nggak Kak. Tapi tadi bilangnya memang mau mampir apartemen. Dirumah juga nggak ada kata Mbak Nur pas waktu Nara telepon." Ucap Nara cemas.

"Kayaknya Dennis emang didalam. Tadi saya lihat mobilnya ada di parkiran basement persis disamping mobil Alma".

Kinara hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali kemudian mereka berdua masuk. Suasana apartemen cukup sepi sehingga mereka memutuskan untuk mengecek langsung ke kamar. Ternyata benar, Dennis sedang tidur diranjangnya.

"Yaelah ini orang udah bikin panik malah tidur lagi, mana mau maghrib". Kinara menggerutu saat melihat Kakaknya terbaring nyenyak memunggunginya.

Radika hanya menghembuskan nafas pelan dan kemudian mengikuti Kinara berjalan kea rah Dennis.

"Ya ampun...Bucinnya udah nggak ada obat. Tidur pake peluk baju Kak Alma udah kayak Kenzo waktu disapih Kak Sonia". Ucapan Kinara membuat Radika terkikik geli. Memanglah Kinara selalu bisa mencairkan suasana. Sudah cukup lama Radika tidak mendengar celotehan lucu Kinara dan berkat Dennis hari ini dia bisa menikmati lagi celotehan gadis itu meskipun bukan ditujukan untuknya.

"Kak...Kak Dennis, bangun!". Kinara menggoyangkan lengan Dennis namun tidak ada jawaban. "Kak...udah mau maghrib ini, nggak boleh tidur mau maghrib gini. Ayo bangun dulu abis sholat tidur lagi". Lanjut Kinara menggoyang badan Dennis lebih sedikit kencang kemudian Dennis mengerang pelan.

The Accidental ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang