Wijaya's Mansion

1.4K 77 1
                                    

Dennis POV
Sedari 30 menit yang lalu gue nggak berhenti mencuri pandang ke gadis yang baru saja di klaim sebagai anggota baru keluarga kami. Gadis yang udah nolongin Oma gue dan dianggap malaikat penyelamat dalam keluarga gue. Bagaimana tidak? Kami sangat menyayangi Oma. Oma adalah jantung hati kami. Tak heran jika semua orang di keluarga ini menerimanya dengan baik. Termasuk gue. Tapi gue nggak pengen terlalu kentara dan berlebihan seperti yang lain. Cukup gue memperlakukan dia dengan baik layaknya saudara.

"Oiya Dennis, Sarah gimana? Udah perjalanan kesini?" Tanya Mama.

" Sarah masih belum bisa dihubungi ma, mungkin masih dijalan dan lagi nyetir". Jawab Gue

" Hemm yaudah nggak apa-apa kalau kita tunggu sambil makan Dennis? Kasian yang lain pasti udah laper." Tanya mama dan gue cuma anggukin kepala karena gue nggak tau mau jawab apa lagi gue juga nggak tau sebenernya Sarah ada dimana sekarang.

Sarah Razita cewek yang udah 4 tahun ini bareng gue. Gadis berwajah cantik dan seksi. Dia juga gadis yang cerdas bisa dilihat dari jabatan yang sedang dia pegang sekarang. General Manager perusahaan fashion terbesar di Indonesia yang telah membentangkan lengannya sampai ke Eropa dan negara maju lainnya. Namun dengan kesuksesan yang telah dia capai entah kenapa gue ngerasa semakin merenggangkan hubungan kami. Semakin berkibar karirnya semakin susah gue ajak dia berkomitmen. Sedangkan keluarga besar gue selalu nuntut gue untuk segera menikah dan memberikan keturunan penerus keluarga Wijaya. Hal itu pula lah yang bikin keluarga gue makin lama kurang respect dengan Sarah. Tapi gue juga nggak bisa egois dengan memaksakan Sarah mengikuti keinginan gue dan keluarga yang seolah menghambat karirnya. Gue sadar Sarah gadis yang ambisius dalam segala hal. Dia kompetitif. Kecuali satu hal. Gue. Tapi gue juga heran kenapa gue masih mau menunggu dia yang sampe kapan juga gue nggak tau. Gue juga nggak ada terpikirkan menggantikan Sarah dengan siapapun.

" Alma, kata mama kamu kerja di Rumah Sakit keluarga kami? Bener?". Pertanyaan papa menyadarkan lamunan gue.

" Bener Pa, Alma kerja di poli gigi spesialis". Kata gadis itu seraya tersenyum. Senyum yang menawan untuk seseorang yang berhijab. Dulu gue menganggap gadis berhijab itu kurang menarik. Kecuali Mama dan Oma gue. Mereka yang tercantik. Tapi sekarang sepertinya mereka punya saingan.

" Wah, seneng papa dengernya. Nara pengen tuh jadi dokter gigi. Nanti tolong bimbing dia ya Nak. Biar nggak setengah-setengah kalo pengen sesuatu. Harus totalitas" titah Papa

" InsyaAllah Pa... Kinara pasti bisa jadi dokter gigi yang hebat. Bahkan bisa memimpin rumah sakit keluarga nantinya. Right princess? ". Lirik Alma ke Nara

" Sure Kak... apalagi sekarang aku punya role model kayak kak Alma. Aku seneng banget". Jawab Nara

" Oh iya Alma, sejak kapan kamu bekerja di RSPH? Kok papa nggak pernah denger nama Alma waktu direksi laporan. Seinget Papa dokter gigi spesialis nggak ada yang namanya Alma. Dan dokter gigi kan nggak sebanyak dokter umum. Jadi harusnya Papa pernah denger nama kamu". Tanya papa heran.

" Emm iya Pa.. Alma udah setahun disana. Memang kalau di Rumah Sakit jarang ada yang panggil Alma. Panggilan Alma yang tau cuma keluarga dan orang-orang terdekat Alma aja. Biasanya di Rumah Sakit orang taunya nama Alma dokter gigi Queen. Karena nama panjang Alma Queen Shabrina Almahyra . " Jelas Alma dengan senyum tipisnya . Nama yang cantik. Cocok dengan parasnya. Batin gue

" Astaga... Jadi kamu yang katanya dokter Queen itu? Kamu yang dapet sebutan peri gigi nya anak-anak? Kamu sempat viral karena aksi heroik menangani pasien emergency berkebutuhan khusus yang semua dokter gigi senior pun angkat tangan?". Tanya Papa semakin penasaran.

" Iya Pa..tapi sebenernya nggak seheboh itu di lokasi. Cuma keberuntungan Alma aja waktu itu timingnya pas. Pasiennya mau nurut. Mungkin udah capek kali yaa teriak-teriak terus. " Dia merendah namun terkesan membuatnya seolah rasional. Perempuan ini punya daya tarik tersendiri yang bisa dengan mudah menyihir orang disekitar dengan pesona nya.

" Ahh... Alma emang suka gitu Pa, suka merendah". Tampik mama

"Hehe, nggak gitu Ma...Diluar itu semua memanglah sudah kewajiban Alma dengan sumpah yang telah Alma ucapkan saat mengemban profesi tersebut. Alma cuma berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien-pasien Alma."

" Oma doakan semoga Alma selalu dilindungi Allah, selalu dilimpahi kasih sayang, orang tua kamu pasti bangga Nak punya putri sehebat kamu. Oma beruntung segera dipertemukan sama kamu".

" Oma... Alma yang beruntung bisa ketemu kalian semua dan berada disini". Dia tersenyum

Kemudian suasana ruang makan kembali dipenuhi canda tawa yang di dominasi celotehan Kinara yang senang sekali menyerang gue. Ya, adik gue satu itu memang perlu di didik. Dia juga tidak begitu suka dengan Sarah. Karena katanya gue bucin sama Sarah. Padahal gue juga nggak segitunya. Cuma gue udah males memulai lagi dengan orang yang baru. Belajar mengenal, memahami, dan mengerti. Belum lagi percekcokan tidak penting. Aaargh capek gue ngadepin wanita. Setelah semua selesai makan, kami berkumpul kembali di ruang keluarga sambil menunggu adzan maghrib. Oma membuka kado satu per satu dari kami. Oma sangat senang seperti anak kecil yang kalap mendapat banyak kado. Nggak lama kemudian terdengar adzan maghrib dari masjid kompleks perumahan kami. Kami semua menuju mushollah rumah keluarga kami yang terletak di belakang rumah dekat kolam renang dan Gazebo. Mushollah rumah kami muat menampung hingga dua puluh orang.

Setelah selesai sholat berjamaah kami kembali berkumpul di ruang keluarga untuk menonton film sama-sama. Tentu saja ide mama gue. Mama gue ngajakin nonton film Habibie dan Ainun. Padahal mama sudah nonton beberapa kali tapi nggak ada bosennya. Gue nonton sih tapi nggak pernah nonton full karna sekilas-sekilas aja waktu mama dan Nara nonton. Baru kali ini gue nonton film ini full tanpa jeda. Dan memang kisah cinta ini impian semua orang. Bisa nggak ya gue sama Sarah begitu?

Sekitar dua jam kami menonton selesailah film termehek-mehek ini yang dipenuhi tangisan para wanita. Mata mereka semua sembab seperti menangis semalaman. Kemudian Alma pamit untuk undur diri karna jam menunjukkan pukul delapan malam. Masih sore ukuran jam Ibukota. Tapi gue tau Alma berasal dari Jawa yang pergaulannya tidak separah Ibukota. Dan nggak tau kenapa gue bersyukur untuk itu.

" Ma, Pa, Oma, dan semuanya Alma pamit duluan nggak apa-apa ya? Udah malem juga mungkin kalian juga ingin segera beristirahat." Ujarnya

" Kak Alma nginep sini aja dong nanti bobok sama Nara. Nanti kita lanjutin ghibah-ghibahnya". Rengek Nara

" Next time ya Princess, kakak masih ada yg mau dikerjain dan kakak juga nggak bawa baju ganti. Kapan-kapan aja yaa? Atau kalo nggak Nara deh yang nginep di apartemen Kakak, oke?" Bujuknya

" Beneran yaa kak?? Siiip deh kalo gitu". Ucap Nara kegirangan

" Dennis, kamu antar Alma ya.. pastikan Alma sampai di rumahnya aman dan selamat". Perintah papa

" Enngg Pa.. nggak usah, Alma naik taksi online aja. Lagian jarak dari sini ke apartemen juga nggak seberapa jauh dan jalanan rame. InsyaAllah aman. Kalau ada apa-apa Alma pasti hubungi kalian". Alma berusaha menolak dan melirik gue singkat.

" Udah sayang... Biar Alma diantar Dennis ya. Alma tanggung jawab keluarga ini. Karena Alma kesini juga atas undangan dari kami. Jadi kami wajib memastikan kamu pulang dengan aman". Giliran mama membujuknya.

" Iya Den, loe anterin Alma aja. Kasian dia pulang sendirian malem-malem". Tambah mas Arya

" Yaudah gue anterin aja, lagian deket ini nggak usah takut ngerepotin. Gue tau pasti loe kepikiran gitu". Tembak gue

" Emm.. yaudah kalo gitu Alma pamit yaa Oma, Papa, Mama, Kak Arya, Kak Sonia, Kenzo dan Princess Kinara.. Makasih banyak untuk undangan dan jamuannya hari ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian berkali-kali lipat". Dan kami semua mengaminkan. Setelah menyalimi mereka semua satu-satu kami berdua berjalan menuju garasi mobil. Saat kami berdua mau membuka pintu mobil tiba-tiba Sarah datang.

The Accidental ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang