Guardian

2.4K 99 15
                                    


Seusai shalat subuh berjamaah Dennis dan Alma kembali duduk pada sandaran ranjang. Dennis tak pernah melepaskan Alma dari dekapannya dalam setiap kesempatan. Dennis takut jika sebentar saja Ia lepaskan Ia akan terbangun dari mimpi indahnya. Jika ini disebut mimpi, maka Dennis tidak ingin terbangun sampai Alma benar-benar berada disisinya.

"Kakak...Kenapa bisa sakit?". Tanya Alma yang masih disandera oleh pelukan Dennis.

"Mungkin cuma kecapekan aja."

"Kakak kemarin ke Surabaya?".

"Iya..Papa sama Mas-Mas kamu bilang?". Tanya Dennis balik dan dijawabi anggukan.

"Sebenernya aku juga di Surabaya Kak".

Dennis mengerutkan keningnya "Pantesan waktu Kakak bilang kamu pergi mereka nggak keliatan panik malah ngeyakinin Kakak kalau kamu pasti baik-baik aja.".

"Iya Kak...Maaf ya, sebenarnya aku memang ada acara jadi pembicara seminar di salah satu hotel di Surabaya. Sekalian aku pulang buat calm down dulu. Itu pun nggak ada yang tau kita lagi ada problem kalau Kakak nggak ke kantor Papa. Waktu tau ternyata kita ada masalah mereka memang berniat ngasih waktu dulu ke aku makanya nggak langsung bilang sama Kakak kalau aku ada di Surabaya. Baru kemarin aku pulang seminar Papa, Mama, Mas Rafa dan Mas Farel nanyain baik-baik dan nasehatin aku."

"Sekarang Kakak tau darimana kebaikan dan ketulusan hati kamu berasal. Dari keluarga yang luar biasa melahirkan putri yang luar biasa juga. Kakak udah siap dimarahi bahkan dipukul sama mereka waktu minta maaf karena Kakak memang lebih dari pantes buat dapetin itu. Tapi yang kakak dapetin malah support dan wejangan yang menenangkan hati. Kakak beruntung jadi suami kamu dan menantu mereka".

Alma hanya tersenyum mendengarnya. Alma pun tidak akan pernah membayangkan bagaimana jika Ia terlahir dari keluarga lain. Ia sangat merasa beruntung terlahir sebagai satu-satunya putri dari keluarga Hadinata.

"Sayang...". Dennis mengubah posisi nya menjadi duduk berhadapan dengan Alma.

"Hmm??". Alma pun melakukan hal yang sama.

"Kakak mau bilang sama kamu. Sejak pertengkaran kita malam itu saat kamu suruh Kakak buat balik ke Rumah Sakit, Kakak nggak pernah lagi bermalam disana sampai sekarang dan nggak akan pernah lagi. Tempat Kakak pulang cuma kamu. Malam itu Kakak ke tempat Dustin".

Alma terkejut mendengarnya. Untuk apa Dennis menemui Dustin setelah pertengkaran mereka? Apa mereka melanjutkan pertikaian yang tertunda?

Melihat raut terkejut Alma Dennis segera melanjutkan. "Kamu tenang aja, Kakak kesana nggak berantem sama Dustin. Kami memang tidak selalu akur seperti saudara pada umumnya. Kedekatan kami unik, kami akan tampak seperti rival setiap ketemu tapi pada kenyataannya kami selalu ada satu sama lain. Dustin sengaja membuat Kakak cemburu biar Kakak segera menyadari perasaan Kakak ke kamu. And I'm so lucky to have a brother like him." Dennis tersenyum mengatakannya. " Dustin cerita semuanya yang Kakak nggak tau tentang istri Kakak sendiri, dan dari Dustin juga Kakak tau Sarah sempat memprovokasi kamu dengan karangan ceritanya. Demi Allah Kakak nggak pernah menghamili Sarah. Kakak akui kami sudah berhubungan terlalu jauh tapi Kakak selalu memakai pengaman dan kami juga sangat jarang melakukannya".

Alma menunduk mendengar pengakuan Dennis. Alma tidak tau harus merasa sedih atau senang dengan kejujuran suaminya.

" Kakak minta maaf karena sudah menyakiti kamu begitu dalam. Kakak minta maaf karena tidak menghargai kamu sebagai istri Kakak dan bodohnya malah menuduh kamu yang tidak-tidak. Kakak sampai malu untuk menyebutkan satu per satu kesalahan Kakak. Tapi terima kasih kamu sudah mau berlapang hati untuk memaafkan dan menerima Kakak kembali.". Dennis mengatakannya dengan mata berkaca-kaca. "Kakak sadar mungkin ini semua hukuman buat Kakak karena melamar kamu dengan cara yang salah. Kakak menjerat kamu dalam pernikahan yang hanya menciptakan luka. Sekarang Kakak tanya sama kamu, kamu mau memulai lagi kisah kita dengan cara yang benar? Kita berkencan layaknya pasangan pada umumnya, nonton, jalan-jalan, nongkrong dan banyak lainnya. Kita mulai semua dari awal, kita lakukan hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Kamu mau?".

The Accidental ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang