Invitation

1.6K 72 1
                                    

' I got All I need when I got You and I...look around and see sweet life. I'm stuck in the dark cause you're my flashlight...you gettin' me gettin' me through the night... '. 

Ringtone Hp Alma mengalun indah saat Alma keluar dari kamar mandi kamarnya. Dan tertera nama " Mama Melina ". Segera Alma geser tombol hijau di layar smartphone nya.

" Halo, Assalamualaikum Maa..". Sapa Alma riang.

" Waalaikumsalam sayang...Mama ada ganggu Alma nggak nih telepon malem-malem gini?". Tanya Melina sungkan.

" Ah enggak kok maa, Alma cuma abis dari kamar mandi barusan. Kalau boleh tau ada apa Mama telepon? Ada yang bisa Alma bantu?"

Mereka memang sudah bertukar kontak dan setiap tidak pernah absen untuk berbalas via chat entah cuma sekedar mengomentari update-an status masing-masing atau hanya bertukar kabar setiap hari berlanjut dengan candaan ringan mereka. Alma sangat merasakan kasih sayang yang tulus dari Melina. Entah balas budi karena Alma sempat menolong Oma Resti atau memang mereka nyambung ngobrolnya meskipun dengan perbedaan usia yang jauh. Melina termasuk orang tua jaman now kalau remaja sekarang bilang. Namun sikap keibuannya tetap sangat terasa. Sampai Alma merasa seperti punya Ibu kedua dan berhasil mengobati rindu terhadap Ibu kandungnya yang berada di Surabaya.

" Gini sayang..kebetulan lusa tuh ulang tahunnya Oma, jadi Mama dan keluarga mengundang Alma kerumah untuk merayakan sama-sama. Cuma acara makan bersama dan syukuran kecil-kecilan aja. Tapi Oma pasti seneng kalau Alma bisa datang. Itung-itung surprise. Karena Oma nggak pernah berhenti bicarain Alma terus semenjak ketemu di Rumah Sakit. Tentu saja kalau Alma nggak lagi ada acara lainnya". Jelas Melina.

Alma bingung haruskah Ia datang? Sementara Ia merasa bukan bagian dari keluarga mereka dan mereka baru saja kenal. Nggak ada salahnya sih, tapi terlalu cepat saja keakraban yang mereka jalin. Seperti ada sinyal aneh. Tapi untuk menolaknya juga Alma tidak sampai hati yang pada akhirnya memberikan jawaban positif atas undangan Melina.

" InsyaAllah lusa Alma usahain datang Ma kalau tidak ada kepentingan mendadak. Kebetulan lusa Alma lagi off praktek di klinik karena gantian jaga sama dokter lain". Ucap Alma.

" Alhamdulillah semoga nggak ada halangan ya sayang... acaranya ba'da ashar ya. Tapi kalau Alma mau kesini dari pagi juga nggak apa-apa. Mama malah seneng bisa lama-lama bareng dokter cantiknya mama ini." Melina berceloteh ceria.

" InsyaAllah Alma usahain nggak telat dateng ya Ma... tapi kalau dari pagi sepertinya Alma nggak janji karena Alma masih ada perlu sebentar."
Jawab Alma berbohong, padahal dia hanya malas untuk bangun pagi di hari liburnya karena kegiatan beberapa hari ini sangat melelahkan jadi Ia ingin satu hari itu dia bisa bangun siang dan membersihkan ruangan apartementnya. Sebenarnya Ia tidak sepenuhnya berbohong, bukankah itu artinya memang Alma sedang ada urusan... yaa, dengan jam tidurnya.

" Its Okay Nak... nggak masalah yang penting Alma dateng Mama udah seneng banget. Yaudah kalau gitu Alma lanjutin yaa kegiatannya. Maafin Mama ganggu malem- malem gini". Ucap Melina yang terdengar bersalah.

" Siap Mama cantik... Nggak masalah Ma, jam segini Alma juga belum tidur". Jawab Alma sambil tersenyum yang tentu saja tidak bisa dihat oleh Melina.

Tak lama kemudian mereka menutup perbincangan singkat itu dan Alma bergegas memasak untuk santapan malamnya.

" Ya Allah gini amat jomblo ngapa-ngapa sendirian dah. Pingin punya pacar. Tapi iya kalau perhatian kayak oppa-oppa drama korea. Nah kalo cuma bikin sakit hati? Kan makin suram hati ini. Minta jodoh dan imam dunia akhirat aja boleh kan ya Allah?". Alma ngoceh sendiri.

2 Hari kemudian yang artinya hari dimana perayaan ulang tahun Oma Resti. Setelah menghabiskan sarapannya yang kesiangan Alma berniat membungkus kado yang telah Ia beli kemarin untuk Oma. Ia sempat kebingungan memilih kado karena sudah pasti Oma punya semua barang yang beliau inginkan secara mereka adalah keluarga konglomerat. Alma menjadi insecure sendiri takut kadonya tidak diterima dengan baik. Meskipun Alma tau itu tidak akan terjadi karena mereka benar-benar orang yang sangat baik. Cuma ya gimana ya? Gimana sih loe kalo mau ngasih kado konglomerat? Mau kasih Hermes juga belum mampu. Akhirnya pilihannya jatuh pada mukena brokat cantik berwarna gold-crem dari brand terkenal beserta tasbih digital yang telah dihias dengan swarovski pilihan. Alma ingat waktu menolong Oma tasbih tak pernah lepas dari genggamannya. Faktor utama yang membuat Alma kagum dengan mereka adalah ketaatannya terhadap sang pencipta meskipun mereka telah memiliki segalanya dalam bentuk materi. Sangat jarang terjadi apalagi di kota besar seperti Jakarta ini.

Alma bersiap-siap setelah membungkus kadonya dengan kertas kado berwarna maroon dihias dengan pita berwarna silver. Kemudian memasukkannya ke dalam paper bag. Setelah selesai mandi Alma bergegas menuju lemari tanam didalam kamarnya. Ia bingung memakai apa? Seperti Ia tak punya baju yang cocok untuk menghadiri acara tersebut. Padahal lemari berukuran besar dan tinggi itu full dengan baju, sepatu dan tas branded nya. Ya meskipun Alma bukan anak konglomerat seperti Dennis dan Kinara namun selera fashion nya pun tidak kalah mewah tapi tetap Alma bergaya sesuai kantong tanpa memaksakan gaya hidup. She's just love herself first before she love another one. Dan dia melakukan itu untuk dirinya sendiri sebagai bentuk apresiasi terhadap kerja kerasnya selama ini.

Meskipun Alma adalah anak bungsu dari keluarga yang sangat berkecukupan. Tapi Alma termasuk gadis yang mandiri dan tidak manja. Hal itu Ia pelajari dari Ayah, Ibu dan keluarganya. Ia sadar perjuangan orang tuanya hingga menjadikan anak-anaknya sukses bukanlah main-main. Mereka sudah melewati jatuh bangun hingga hidup terjamin seperti sekarang. Meskipun keluarganya bukan turunan sultan atau konglomerat. Namun keluarganya termasuk keluarga yang berada. Dan tak lupa keluarga yang penuh kasih sayang didalamnya. Apalagi Alma anak bungsu dan perempuan satu-satunya. Kakak-kakaknya yang kadang bertindak overprotective tak jarang membuatnya kesal. Itulah bentuk kasih sayang mereka yang sesungguhnya karena tidak ingin adiknya terluka sedikitpun. Sampai keputusan Alma untuk mengadu nasib di Jakarta pun sempat mereka tentang karena mereka tidak ingin jauh dari Alma. Namun Orang tuanya lah yang mendukung Alma. Karena selain mereka percaya Alma bisa menjaga diri, mereka juga meyakini pengalaman adalah hal yang perlu dimiliki seseorang sebagai bekal untuk hidup kedepan. Kedua kakak laki-laki Alma sudah memiliki keluarga masing-masing tapi kasih sayang terhadap Alma tidak akan pernah berubah sampai sempat membuat para kakak iparnya iri karena merasa kalah saing. Tentunya itu hanya candaan mereka karena pada nyatanya para kakak ipar Alma pun sangat menyayangi Alma. Lucky Alma!

Alma memutuskan memakai rok plisket berwarna hijau botol dengan blouse berwarna putih berlengan puff di pergelangan tangan dan ia menyematkan brouch berwarna gold di atas dada sebelah kiri. Bagian bawah blouse ia masukkan kedalam rok tak lupa belt gucci melekat indah di pinggang rampingnya. Alma memakai hijab square berwarna senada dengan atasannya. Clutch kulit mengkilat berwarna hitam hanya muat diisi Hp dan card holder ia tenteng sempurna tak lupa sepatu Manolo Blahnik ber hak 10 cm terpasang indah di kaki gadis tersebut. Not Bad pikirnya, karena Ia tidak tahu pesta seperti apa yang akan di datangi. Setidaknya outfit nya sekarang bisa Ia pakai dalam acara santai atau formal sekalipun. Jadi Ia tidak terlalu takut saltum. Setelah Ia puas dengan penampilan dan make up nya, Alma bergegas menuju basement tempat Ia memarkir mobilnya. Setelah keluar dari lift Alma menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari pintu akses apartement. Dan matanya tertuju pada ban mobilnya. Kempes. Such a good timing. Karena Ia sudah lumayan telat jadi Ia memutuskan untuk memesan taksi online agar segera berangkat. Masalah mobil biar Ia urus nanti setelah acara selesai.

The Accidental ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang