Right Propose

2K 94 2
                                    

Selesai shalat Isya berjamaah Athallah, Melina, Kinara dan Alma berkumpul di ruang keluarga sembari menonton netfllix. Sedangkan Dennis masih berada di ruang kerja sebab ada beberapa berkas yang harus di tanda tangani sebelum besok pagi-pagi sekali Radika akan mengambilnya. Ya, selama Dennis cuti semua pekerjaan Dennis akan ditangani oleh Radika. Dengan senang hati Ia melakukannya karena Radika pun turut senang melihat sahabat sekaligus bosnya telah mengakhiri kebodohannya.

Athallah dan melina duduk di sofa saling memeluk. Kemesraan kedua orang tua itu seakan tak lekang oleh waktu. Sedangkan Alma dan Kinara duduk bersebelahan di sofa lainnya. Tak lama Dennis pun ikut bergabung dan menempatkan dirinya diantara Alma dan Kinara.

"Awas, geseran dikit". Dennis memerintah Kinara yang sedang asik menonton sembari menyantap kentang goreng pada piring yang Ia bawa.

"Ih apaan sih loe Kak?Noh disana sofanya masih luas mau loe pake gulung-gulung juga. Ngapain lagi pake nyempil disini?Ngerusak konsentrasi aja deh!". Ucap kinara sewot.

"Nggak mau, loe aja yang pindah sana. Gue mau sebelahan sama istri gue!"

"Rese banget sih...mentang-mentang baru baikan, coba aja kemarin waktu ma..."

"Kinara just stop to talk or say good bye to your new phone". Dennis membalas ucapan Kinara dengan ancaman bahkan saat Kinara belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

"Ih...ih..ih...Jangan gitu dong Kakak...Ini Nara diem deh nggak ngoceh lagi". Kinara memperagakan gerakan mengunci mulut.

Alma hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah suami dan adik iparnya. Suasana seperti ini sangat tidak asing untuknya yang juga kerap mengalami hal tersebut dengan kedua kakaknya.

"Kamu mau ganti ponsel lagi dek?". Melina meloloskan diri dari pelukan Athallah dan melotot ke arah putri bungsunya.

"Iya Ma...Kan udah keluar tipe baru lagi. Kak Dennis kok yang mau beliin. Ya kan Kak?".

"Tapi kan loe yang minta sebagai imbalan karena kemarin udah bantuin gue". Cibir Dennis sengaja yang langsung mendapatkan tatapan tajam Kinara.

"Ponsel kamu kan juga belum setahun Nara...Lagian tipe terbaru juga nggak jauh beda kok sama tipe sebelumnya. Kamu ini pemborosan deh emang". Melina kembali mengomel.

"Mama nih...Ponsel Mama kan juga belum setahun tapi udah ganti tipe terbaru. Tahun kemarin kita belinya barengan by the way tapi sekarang Mama udah ganti baru aja nggak ngajak-ngajak. Malah udah langsung pre order duluan waktu pertama launching". Kinara tetap tidak ingin mengalah.

"Ya...ya...tapi kan Mama butuh buat komunikasi sama temen-temen arisan Mama, sama para istri koleganya Papa, sama paguyuban perumahan, sama saudara kita yang jauh-jauh juga". Melina kembali mengutarakan argumennya.

"Aduh please deh Mama....Gunanya smartphone ya memang buat alat komunikasi. Nara juga mau pake buat telepon temen buat nanya tugas, buat kirim tugas lewat email, buat telepon supir kalau mau di antar jemput, buat ngabarin Mama kalau pulang telat. Berfaedah banget kan? Udah...Bilang aja Mama emang pengen selalu pake tipe terbaru. Nara juga pengen dong".

Dennis, Alma dan Athallah hanya terkekeh melihat perdebatan Ibu dan anak tersebut.

"Kamu nih paling bisa ngejawab kalau dibilangin".

Baru saja Kinara membuka mulutnya Athallah sudah mengeluarkan suaranya. " Sudah sudah...ayo fokus lagi nonton. Nanti Papa yang beliin".

"Yayy...You're the best father in the whole wide world. I love you Papa...Emmuaaccchhh".

Kinara berlari memeluk dan menciumi wajah Athallah.

"Eits...Jangan seneng dulu, ada syaratnya".

The Accidental ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang