Six

512 63 4
                                    

"Kalian bertiga duduk saja dulu. Dagingnya belum begitu empuk, jadi harus menunggu beberapa menit lagi."

Sebuah meja makan dengan 6 kursi. Cukup menarik bagi Peter, mengingat bahwa Hendrick hanya tinggal seorang diri di rumah ini. Semenjak pemuda itu melihat lukisan wanita tadi, alih-alih lupa seolah tak ada yang aneh, Peter justru semakin dibuat penasaran olehnya.

Ia merasa pernah melihat wanita itu, tapi dimana? Dan siapa sebenarnya dia? Haruskah Peter bertanya pada si pemilik rumah?

Terlalu sibuk dengan tanda tanya tentang wanita itu membuat Peter tak sadar, bahwa Hendrick memanggil namanya. Hingga sebuah senggolan siku dari Jackson membuyarkan lamunannya, "Hendrick memanggilmu."

"Oh, maaf. Aku tidak mendengarmu. Kau bilang apa barusan?"

Hendrick tersenyum, kepalanya menggeleng pelan, "Bukan hal penting. Aku hanya bertanya kau mau minum apa?"

"Ohh.... Air putih saja." mendengar pilihan yang Peter ucapkan, membuat Jackson menoleh heran ke arahnya, "What?! Really? Seorang Peter si pecandu alkohol, hanya meminta segelas air? Andy, coba periksa telingaku, barangkali banyak kotoran yang membuatku salah dengar."

Yahhh wajar saja, selama ini Peter selalu menghabiskan dollarnya untuk wine, wishki, dan segala macam jenis alkohol lainnya. Bukan tanpa alasan, itu karena ia selalu di landa sebuah mimpi buruk setiap malamnya yang membuat ia tidak bisa tidur dan akhirnya memilih meminum arak.

Jackson dan Andy, mereka sudah berusaha memperingatkan Peter untuk mengurangi kadar alkoholnya, namun bukan Peter namanya kalau ia tidak keras kepala. Hingga sebuah saran dari internet, menyuruh Peter untuk merileksasikan tubuhnya. Dan ia pun memilih melakukan pendakian. Yang mana saat ini justru membuat mereka terjebak di sebuah rumah dengan penghuni asing didalamnnya.

"Kau tidak perlu sungkan, Peter. Aku punya segudang anggur untuk kau nikmati kalau mau." Hendrick menawarkan. Ia  mulai berniat mengambilkan satu botol untuk pemuda itu, namun Peter menolaknya, "Tidak. Aku berterimakasih atas tawaranmu, tapi kali ini aku sedang tidak ingin minum. Cukup beri aku segelas air putih saja."

"Ya ya, baiklah. Lain kali saja kita minum bersama, bagaimana? Kulihat sekarang, sepertinya kau sedang tidak bersemangat."

"Aku hanya kelelahan."

"Baiklah, kalau kau sedang ingin secangkir anggur, cukup bilang padaku. Kalian juga. Aku akan mengambilkannya." mereka bertiga tak menjawab lagi. Hanya anggukan kepala serempak sebagai tanggapan yang mereka berikan.

"Ini dia. Menu utamanya sudah matang."

Ketiga pemuda di hadapan Hendrick tampak berbinar takjub. Sup daging dengan kuahnya yang hangat disaat malam-malam begini, siapa yang tidak tergiur?

Sebagai tuan rumah, Hendrick menyendok beberapa potong daging untuk kemudian ia tuangkan pada mangkok Jackson terlebih dahulu. Dilanjut pada Peter, lalu Andy, dan terakhir dirinya sendiri.

"Silahkan, nikmati hidangannya."

Namun, sebelum ia menyuapkan sup itu kedalam mulutnya, Andy berceletuk, "Daging yang kau masak ini.... Bukan daging aneh seperti ular, tikus, atau.... Manusia kan?"

Jackson yang sudah memasukan daging itu kedalam mulut, lantas menghentikan kunyahannya. Sementara Peter memandang Andy kebingungan.

Hendrick yang terkesan tak terkejut dengan pertanyaan itu, menjawab sekenanya, "Bagaimana kalau iya?"


REVENGE'S house (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang