Three

578 71 2
                                    

Ucapan Jackson rupanya bukan omong kosong belaka. Seakan mengikuti ketiganya, rumah itu kini ada dihadapan mereka. Atau mungkin....

Mereka saja yang terus berputar-putar.

Tak ingin terlihat panik dimata kedua temannya, mengingat dia juga seorang pemimpin, Peter berdehem sebentar sebelum ia berkata, "Ah, itu hanya karena kita salah jalan saja. Bagaimana kalau kita coba ke arah sebaliknya?" Andy dan Jackson hanya mengangguk, toh tak ada pilihan lain selain mengikuti ucapan Peter.

Mereka melanjutkan perjalanan ketika dirasa sudah cukup terpenuhi energi. Kali ini mencoba ke arah yang berlawanan. Namun lagi, mereka dipertemukan oleh bangunan tua itu. Alhasil ketiganya mencoba berjalan ke semua arah mata angin, tapi sekali lagi, kemanapun mereka berjalan pada akhirnya selalu membawa mereka kesana.

Hingga tanpa terasa purnama mulai muncul. Lolongan anjing liar saling bersahutan, bersamaan dengan nyanyian burung hantu dan suara angin malam.

Suasana hutan yang gelap membuat jarak pandang mereka menipis, hingga tanpa sengaja Jackson menginjak sebuah perangkap binatang yang terpasang disana.

"Argh!" Jackson mengerang, bagian runcing dari benda itu menancap sempurna di pergelangan kakinya hingga tampak darah mulai mengalir di sela-sela benda besi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Argh!" Jackson mengerang, bagian runcing dari benda itu menancap sempurna di pergelangan kakinya hingga tampak darah mulai mengalir di sela-sela benda besi itu. Peter dan Andy langsung berusaha menolong teman mereka.

"Jackson!"

"Bertahanlah sebentar. Kami sedang berusaha melepasnya." ujar Peter terdengar menenangkan.

Butuh sekitar 15 menit untuk melepas jebakan itu dari kaki Jackson. Entah kesialan macam apa yang menimpanya saat ini. Dia berpikir mungkin ini karma karena dia telah bermain dengan para wanita di kampusnya. Resiko menjadi tampan, batinnya.

"Peter, ku rasa tidak ada salahnya datang ke rumah itu. Sejak pagi kita hanya berputar-putar terus disini. Lagipula hari sudah gelap, dan kita juga harus mengobati Jackson." Ucapan Andy ada benarnya, toh pikiran Peter saat ini sudah buntu.

Tiba di depan pintu rumah itu, Peter mencoba mengetuk. Meski ia juga tak yakin ada manusia yang menghuni rumah ini. Anggap saja sebatas formalitas, pikirnya.

Namun siapa sangka, semenit setelahnya, pintu terbuka. Membuat ketiga pemuda itu sedikit tersentak.

Dihadapan mereka sekarang, seseorang berdiri tegap dengan setelan jasnya yang rapi seraya tersenyum ramah, menyambut kedatangan tiga pemuda itu.

"Selamat datang."

REVENGE'S house (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang