Karena tersesat saat kembali dari pendakian, Peter, Jackson, dan Andy justru menemukan sebuah rumah di tengah hutan.
"Selamat datang!"
Rank:
#7 in suspense // 28 Feb 2022
#4 in haunted // 7 Mar 2022
#7 in house // 14 Mar 2022
#6 in house // 15 Mar...
Kedua kelopak mata Peter perlahan kembali terbuka. Kepalanya masih berdenyut akibat pukulan dari tongkat bisbol tadi. Sedikit mengerang, ia membenarkan posisi tubuhnya agar dapat bersandar pada dinding ruangan. Ia ingat, kini ia mengingat semuanya. Tuduhan Hendrick tak sepenuhnya salah. Dia juga jadi penyebab kematian Valerie. Itukah alasan kenapa Valerie selalu hadir dalam mimpinya? Kenapa dia tidak menyadari sejak awal?
"Maafkan aku." berkali-kali Peter menggumamkan kalimat itu. Isaknya kembali pecah. Kalau saja dia tidak ceroboh melepaskan genggaman tangannya pada Valerie, segala hal yang terjadi disini mungkin tak akan pernah ada. Disaat seperti inilah ia berharap Valerie dapat muncul. Namun tak tahu kenapa, sosok gadis itu tak pernah terlihat lagi sejak Peter tertangkap.
"Bagaimana? sudah ingat semuanya?" Hendrick kembali datang dengan membawa tubuh Valerie. Ia berjalan mendekati Peter hingga jarak mereka hanya terpaut beberapa senti. Pandangan keduanya saling menatap nyalang, Hendrick mengangkat dagu Peter. Ia terkekeh, "Dasar cengeng. Kau yang membunuhnya, tapi kau juga yang menangis atas kematian adikku."
"Kau juga terlibat Hendrick. Kalau saja kau tidak tiba-tiba datang dan memukulku saat itu, mungkin Valerie tak akan jatuh dari sana." mendengar kalimat yang di lontarkan Peter, lantas membuat emosi Hendrick kembali tersulut. Langsung saja ia mengepalkan tangannya kemudian melayangkan sebuah bogem mentah ke arah wajah Peter. Membuat bibir pemuda itu sobek dan sedikit berdarah tentunya. Perih menjalari wajahnya, namun ia justru masih sempat tersenyum miring. Menatap sinis lawan di hadapannya, "Kenapa? Kau tak terima jika kematian adik kesayanganmu itu juga melibatkanmu? Sialan, kakak macam apa kau ini. Menuduh orang lain tapi kau sendiri juga pelaku. Bodoh."
"Tutup mulutmu jika tak ingin ku jahit, bajingan!" Hendrick berteriak, ia mengusak rambutnya. Tampak berusaha menahan emosi. Dia tidak boleh menghabisi Peter begitu saja. Ada satu hal yang harus dia pastikan.
"Lakukan saja, toh pada akhirnya aku juga akan mati kan? Setidaknya aku bisa menemui Valerie dan meminta maaf padanya." kini Peter beralih memandangi tubuh gadis itu, perasaan bersalah kembali muncul. Bagaimana mungkin dia bia sampai melupakan kejadian itu. Entah apa yang Valerie pikirkan ketika tiap kali bertemu dengannya, baik dalam mimpi maupun tidak. Seperti beberapa hari yang lalu.
Namun berbanding terbalik dengan Peter, Hendrick justru mengeluarkan tawanya tiba-tiba, "Kau merasa bersalah, hah? Tapi kenapa baru sekarang? Kemana saja kau selama ini?" ia mendekati Valerie, di sibaknya helai rambut yang menutupi wajah gadis itu, "Valerie bodoh, disaat ada aku yang selalu hadir untuk membantunya, dia malah menyukaimu. Harusnya aku yang dia sukai kan?"
Peter mengernyit tak percaya, apa yang baru saja ia dengar? Hendrick menyukai Valerie? Tapi bukankah mereka kakak beradik? "Apa maksudmu? Kau kakaknya, kenapa Valerie harus menyukaimu?"
Hendrick berdecak, "Bukankah cinta tak pernah memandang status? Begitulah konsepku. Lagipula, tak ada hubungan darah di antara kami. Ibuku dan ayahnya menikah sehingga kami terikat hubungan persaudaraan. Cih, orang dewasa memang selalu egois, iya kan?"
Bibir Peter sedikit terbuka, tatapannya seolah memperlihatkan ketidak sangkaan mengenai fakta yang baru saja ia dengar. Bisakah saat ini ia berharap, salah satu temannya yang pergi tadi kembali datang dan menolongnya?
"Baiklah, aku tidak mau membuang waktu lagi. Aku akan memberimu satu pertanyaan terakhir, setelah kau menjawabnya maka aku akan segera menghabisimu." Hendrick mengambil sebuah revolver dari dalam saku jas nya, mengisi senjata api itu dengan 2 buah peluru.
Itu sudah cukup.
Untuk Peter, dan dirinya.
"Jadi, Peter. Dirimu bilang jika kau tak pernah menyukai Valerie, lantas kenapa hari itu kau datang dan berniat menolongnya?"
"... Waktumu 10 menit untuk menjawab, lebih dari itu maka peluru ini sudah bersarang di kepalamu."
Seketika itu juga, jantung Peter berdetak lebih cepat. Apa yang harus ia jawab?
__________
Terimakasih banyak untuk +1k viewsnya, teman-teman 🤧
Kalian dapat lope dari Peter, dkk. ❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reaksiku saat dapat 1k views :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hendrick, gak mau ketinggalan juga dong!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.