Fifteen

396 50 5
                                    

Makan siang kali ini tampak berbeda dari sebelumnya. Hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring serta bunyi suara hewan liar di luar rumah. Tak ada salah satu dari ketiga pria itu yang bersuara. Semuanya diam, fokus menikmati hidangan.

Peter terus mengamati gerak-gerik Hendrick di sela kunyahannya. Ada sedikit perasaan ngeri ketika melihat pria itu menelan daging setengah matang yang masih tampak kemerahan. Hendrick dihadapannya saat ini, tampak berbeda dengan yang ia temui kemarin. Seakan pria itu memiliki 2 kepribadian yang berbeda. Dan Peter dibuat bingung karenanya. Yang manakah sifat asli Hendrick?

Jackson sudah menyelesaikan suapan terakhirnya. Ia menunggu Peter menghabiskan makanannya yang baru berkurang sedikit. Itu membuat Jackson heran, "Tumben sekali kau makan pelan-pelan begitu. Biasanya kau antusias jika menyangkut soal daging." Peter hanya berdecak seraya menatap sinis Jackson. Sementara pemuda itu malah semakin bingung, kenapa Peter jadi marah padanya? Dia kan hanya bergurau.

"Benarkah?" Hendrick tiba-tiba menyahut, ia menyeringai tipis memandang raut Peter. Di potong lah daging milik nya kemudian menaruh potongan itu pada piring Peter. Yang di suguhi terkesiap, Peter menelan salivanya ketika Hendrick kemudian berujar, "Kau suka daging kan? Kalau begitu, cobalah punyaku. Yang ini rasanya sangat segar karena aku hanya memanggangnya sebentar."

Peter menatap lama sajian yang pria itu berikan. Perutnya mual, ia merasa jijik. Namun Hendrick terus memaksanya untuk mencoba. Dengan terpaksa ia menggigit kecil daging itu. Selang beberapa saat, ia memuntahkannya ke lantai. Jackson terkejut, ia nampak cemas ketika melihat Peter mengeluarkan isi perutnya, "Kau tak apa-apa?" namun Peter tak mengindahkan Jackson, ia malah menatap nyalang Hendrick yang masih nampak nikmat melahap daging itu.

"Aku sudah selesai makan. Jackson, ayo kembali ke kamar." segera Peter menarik lengan Jackson. Meninggalkan Hendrick yang tengah meneguk segelas wine.

Valerie menyambut kedua pria itu ketika mereka memasuki kamar, memang tadi Peter memintanya untuk menjaga Andy kalau-kalau ia terbangun di saat keduanya tengah makan siang. "Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah sadar?" tanya Jackson. Valerie tersenyum, kemudian mengangguk, "Beberapa saat lalu dia sudah sadar, namun karena kelelahan ia kembali tertidur."

Peter bernafas lega, "Syukurlah."

Mendengar suara-suara familiar, Andy membuka matanya perlahan. Dilihatnya Peter yang tengah berbincang dengan seorang wanita, dan Jackson yang duduk di sampingnya. Sesaat pandangannya dengan Jackson bertemu, pemuda itu tampak terdiam sebentar sebelum akhirnya terlonjak girang, "Andy!!!" serunya, membuat Peter seketika menoleh. Ia segera mendekati Andy, "Kau baik-baik saja? Sebenarnya apa yang terjadi?"

Andy hendak menjawab, namun matanya melirik wanita yang berdiri di sebelah Peter. Raut wajahnya seketika berubah ketakutan, "Valerie..." dengan lirih Andy menyebut nama wanita itu.

Peter dan Jackson tampak heran, bagaimana Andy bisa tahu? Peter menoleh pada Valerie, namun gadis itu menggeleng, "Aku bahkan belum bicara padanya ketika ia sadar tadi."

"Bagaimana kau bisa tahu namanya?" kini Peter beralih pada Andy, pemuda yang ditanya malah berdecak kesal, "Apa kau lupa? Dia Valerie. Gadis yang bunuh diri di gedung sekolah kita 5 tahun lalu."

___________

Maaf telat update 😅

REVENGE'S house (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang