Seventeen

367 49 10
                                    

Ketiga pemuda itu kembali dibuat kaget. Kenyataan aneh macam apalagi ini? Bahkan Jackson yang mulutnya terbuka sejak awal, harus di katupkan lagi oleh Andy.

Di tengah keterkejutannya Peter berusaha bertanya lebih lanjut, "Bagaimana... Bisa?"

"Ceritanya panjang. Tapi memang itulah kebenarannya. Sebenarnya kami bukan saudara kandung. Dia kakak tiriku. Dari dulu dia memang terlihat aneh. Entahlah, setelah pulang sekolah Hendrick selalu mengurung dirinya di kamar dan tak pernah keluar, kecuali saat jam makan. Aku tidak tahu apa yang selalu dia lakukan di dalam kamar."

"Mungkin menonton video porno." celetuk Jackson sekonyong-konyong. Yang akhirnya mendapatkan tatapan tajam dari kedua temannya, "Memangnya dia sepertimu?" balas Andy.

Valerie menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak. Aku rasa bukan karena itu. Pasalnya ketika aku tak sengaja mengintip kamarnya dulu, tak ada komputer atau benda elektronik lain didalam sana. Sifat yang dia tunjukkan di sekolah dengan di rumah pun sangat jauh berbeda."

Nampaknya ketiga pemuda itu mulai percaya, yahhh tak ada salahnya juga berbuat baik sedikit meski pada sesosok hantu di hadapan mereka. Anggap saja penebusan dosa dari perbuatan di masa lalu. Meski ketiganya merasa tak berbuat hal salah apapun dulu.

"Baiklah. Kami mengerti, jadi apa yang harus kami lakukan sekarang untuk membantumu?" tanya Peter. Kepalanya masih terasa sakit meski tak separah beberapa waktu lalu.

"Sebelumnya biar aku jelaskan sesuatu terlebih dulu. Kedatangan kalian kemari bukanlah kebetulan semata. Akulah yang membuat kalian berputar-putar di hutan waktu itu. Maaf."

"Hei, kau benar-benar—" Jackson hendak mengeluarkan kata-kata kasar, namun Andy berhasil mencegahnya, "Apa kau juga yang meletakkan jebakan babi hutan itu agar salah satu dari kami terluka?"

Valerie langsung mengelak, "Bukan. Aku tidak melakukannya. Itu pasti perbuatan Hendrick. Dia sudah mengincar kalian sejak lama. Terutama kau, Peter."

Yang di sebut namanya kembali menautkan alis, "Kenapa aku? Ah, sudahlah itu tidak penting sekarang. Sebaiknya segera kau katakan saja apa yang harus kami lakukan untuk membantumu agar kami bisa segera keluar dari rumah ini." jujur saja, Peter penasaran. Kenapa Hendrick menargetkan dirinya? Sementara ia baru pertama kali bertemu dengan pria itu.

"Kau ingat lukisan wanita di dekat tangga?" Valerie memandang Peter, pemuda itu mengangguk.

"Dia adalah aku. Lebih tepatnya tubuhku yang telah lama mati. Hendrick sengaja mengawetkannnya kemudian menjadikanku model lukisan itu."

Ketiga pemuda dihadapan Valerie kini meringis ngeri. Mereka prihatin pada diri mereka sendiri, bodoh sekali mempercayai begitu saja seorang psikopat hanya karena kesan pertamanya yang nampak baik dan ramah.

Valerie kembali melanjutkan, "Aku ingin kalian membawa tubuhku untuk ikut pergi dari rumah ini."

Peter tampak berpikir sejenak, "Jangan bilang kalau tubuhmu ada di kamar Hendrick?"

"Benar. Darimana kau tahu?"

"Aku pernah mengintip kamar Hendrick saat itu bersama Jackson. Ku pikir dia sedang menyembunyikan kekasihnya."

"Ah iya, dia juga bergumam sesuatu yang aneh." Jackson menambahkan.

Tiba-tiba Andy turut menyela, "5 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Apa tubuhmu tidak mengalami perubahan? Meski di awetkan pun tetap akan ada sedikit kerutan, bukan?"

"Untuk beberapa kasus di dunia, ada tubuh yang masih terlihat bagus meski sudah bertahun-tahun di awetkan. Tentu dengan biaya yang tak sedikit." balas Peter.

Jackson kembali bersuara, "Wahhh... Itu artinya kau dan Hendrick pasti dari keluarga terpandang."

"Yahhh... Sebelumnya keluarga kami memang bisa dibilang berkecukupan. Tapi ku rasa dia tidak se kaya itu untuk membiayai pengawetan tubuhku."

Sebuah pertanyaan baru kembali muncul dalam benak Peter, "Kalau begitu... Darimana ia bisa mendapatkan uang? Sementara dia tinggal seorang diri di rumah ini."

Pembicaraan terus berlanjut hingga bulan menggantikan matahari. Terlalu fokus pada rencana-rencana yang muncul, sampai mereka tak menyadari, seseorang di balik pintu kamar terus memperhatikan percakapan ketiganya.

REVENGE'S house (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang