Nineteen

359 49 4
                                        

Peter dan Andy mulai berjalan mengendap-endap begitu keduanya mendapatkan sinyal dari Jackson. Suara derit lantai kayu berusaha mereka redam sebaik mungkin agar tak menimbulkan kecurigaan si pemilik rumah. Begitu pintu kamar Hendrick terbuka, Peter berjalan lebih dulu, "Woahh..." gumamnya sedikit takjub. Interior kamar itu terlihat mewah, berbanding terbalik dengan ruang kamar yang ketiga pemuda itu tempati beberapa hari belakangan ini. Andy hanya berdiri di ambang pintu, dia berjaga-jaga jika Hendrick tiba-tiba datang.

Tampak tubuh Valerie yang terbujur kaku di hadapan meja rias. Peter mendekatinya lebih dekat, tangannya menyentuh pipi dingin gadis itu. Ia tersenyum miris, "5 tahun sudah berlalu, tapi wajahnya masih sangat cantik. Hendrick benar-benar menjaganya dengan baik." tiba-tiba sekelebat bayangan muncul kembali dalam ingatan Peter. Seorang gadis yang tersenyum riang ke arahnya, dia Valerie.

Peter meremas rambut dengan kuat, kepalanya terasa sakit. Hal itu lantas membuat Andy bertanya cemas, "Hei, kau baik-baik saja?" ketika rasa sakitnya mulai reda, Peter mengangguk pelan, "Sebaiknya kita bergegas. Jackson pasti sudah kesulitan menangani pria itu." Peter menggendong tubuh Valerie di punggungnya, kemudian berjalan keluar dari kamar Hendrick diikuti Andy dibelakangnya.

Namun sayang, Hendrick sudah lebih dulu menghalangi mereka. Ia berdiri di ambang pintu kamarnya, tersenyum remeh ke arah 2 pemuda itu. Hal lain yang membuat Peter dan Andy tercengang, ialah sosok tak asing yang berdiri di belakang Hendrick.

"Jackson... Apa yang terjadi?" Peter memandang Jackson yang menunduk dalam, enggan menatapnya. Dia tetap bungkam, hingga akhirnya Hendrick yang menyela, "Dasar bodoh. Kau masih tak mengerti juga? Temanmu ini, dia sudah berkhianat kepadamu dan membuat kesepakatan denganku."

Kemudian, Jackson mendekati Andy. Dia menarik lengan pemuda itu, membawanya keluar dari sana. Andy yang masih kebingungan hanya bisa pasrah mengikuti keinginan Jackson, "Aku sudah menyerahkan Peter kepadamu. Sekarang biarkan kami pergi dari sini." segera saja ucapan Jackson itu membuat Peter membeku. Ia tak menyangka teman baiknya tega berkhianat seperti ini. Pikirannya langsung kacau, ia hanya memandang kedua temannya dengan nanar.

"Baiklah. Karena pantang bagiku untuk melanggar janji, maka kalian berdua bisa pergi. Ingat, Jackson. Jangan beritahukan hal ini pada siapapun di luar sana. Begitu juga kau, Andy. Ingatlah, disini dia yang bersalah. Kau sudah ku ceritakan semuanya bukan? Jackson."

Yang di tanya mengangguk pelan, ia menghela nafas panjang sebelum berucap pamit, "Iya, akan aku ingat. Ayo Andy."

"Jackson!" setelah beberapa saat terdiam, Peter akhirnya berseru, menghentikan langkah kedua pemuda itu, "Ada kompas di dalam tasku. Gu-gunakan itu sebagai arah untuk pulang. J-jangan tersesat lagi. Aku titip salam untuk teman-teman yang lain. Jaga diri kalian dengan baik."

Tanpa menoleh ataupun membalas ucapan Peter, Jackson kembali melanjutkan langkahnya, diikuti Andy yang masih tak mengerti maksud dari hal yang baru saja terjadi, "Kau yakin akan meninggalkan Peter sendirian?"

"Kita tak punya pilihan lain. Bersyukurlah aku masih memikirkanmu."


REVENGE'S house (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang