REVENGE'S house (End)

Nine

Kedua pemuda itu terkesiap. Tak tahu harus berkata apa. Sementara Hendrick memicingkan matanya, menatap mereka dengan sinis. Hingga akhirnya Peter memberanikan diri untuk membuka suara, "Emm.... Begini, aku dan Jackson berniat ke kamar mandi, tapi kami tak tahu dimana letaknya."

Hendrick menatap kedua pemuda itu dengan intens, mencari titik kejujuran yang terpancar dalam sorot mata mereka. Dirasa jika memang keduanya tidak berbohong, Hendrick lantas tersenyum tipis, dengan tangannya ia menunjuk sebuah pintu diujung lorong, "Disana. Pintu paling pojok itu adalah toiletnya. Kalian bisa gunakan itu."

"Terimakasih." ucap keduanya, tanpa pikir panjang lagi demi menghindari pertanyaan lebih lanjut dari Hendrick, mereka berdua langsung melangkahkan kaki meninggalkan pria itu. Sepeninggal keduanya Hendrick memasuki kamar, tungkainya berjalan pelan mendekati sosok wanita di meja rias, di peluknya ia dari belakang, "Semoga mereka tidak melihat sosokmu yang cantik ini. Atau mereka akan jatuh hati padamu nanti." di kecup pelan pipi wanita itu oleh Hendrick. Pandangannya kini beralih pada cermin yang menampakkan sosok keduanya. Ia tersenyum manis.

Sementara itu, isi pikiran Peter kembali berkecamuk. Dia yang tengah menunggui Jackson di luar pintu, tampak berpikir keras. Memang tidak sepatutnya ia ikut campur dalam urusan si tuan rumah, tapi ketika Peter melihat wanita itu di kamar Hendrick tadi, meski tak sepenuhnya yakin, dia—si wanita—adalah sosok serupa yang terus muncul dalam mimpi buruknya.

Dalam sekejap saja, begitu ia berpikiran hal tadi, seseorang seperti berbisik di indra pendengarannya,

"Kau sudah menemukanku."