Selamat malam, Saka dan Jessie kembali, emot buat mereka dong?
***
Follow Unianhar, vote dan komentar, ini gratis kok 🙃
Btw tolong dikoreski kalau ada typo!
-----
"Huh, Reya udah bisa berdiri?" Jessie takjub memandangi balita yang berdiri menyeimbangkan tubuhnya di atas karpet berbulu, depan televisi. Balita itu menatap papanya yang duduk bersila, berjarak satu setengah meter darinya mengiming-imingi boneka kucing mini. Dia tertawa memperlihatkan beberapa gigi yang sudah tumbuh. Karena tertarik dengan boneka baru itu, Freya pun dengan sangat cepat menghampiri hendak merebut boneka di tangan papanya.
"Yey! Reya hebat!" puji Lingga menyerahkan boneka tersebut kala anaknya sampai dengan susah payah. Ia mengangkat buah hatinya menatap bangga, lalu menciumi pipi chubby putrinya. Jessie tersentuh melihatnya, Freya beruntung memiliki orangtua yang sangat menyayanginya.
"Udah lama kali, Jess. Kamu kemana aja? Ponaan sendiri jarang dijenguk." Vania mencebik menyikut pelan lengan Jessie. Terakhir kali bertemu sebelum berpacaran dengan Saka, sekitar dua bulan yang lalu. Selama itu juga tumbuh kembang Freya begitu cepat, sekarang saja sudah latihan berjalan.
Kesibukannya memang menyita waktu. Urusan kantor, percintaan belum lagi keluarga, Jessie tidak bisa memikirkan hal lain sampai lupa kapan terakhir kali bersua dengan kedua sahabatnya. Mereka sering meminta bertemu di luar atau datang ke kediaman Thomas, tetapi kembali lagi dengan jadwal mereka yang tidak cocok. Jessie hanya meringis, mulai datang, makan malam sampai bersantai Vania belum berhenti menggerutu. Jessie merasa banyak dosa.
"Di kantor banyak kerjaan, Van."
"Iyeee yang di kantor."
"Kamu segitu kangennya sama aku, ya?"
"He em."
"Dih, tumben kangen?" Jessie mendelik geli pada Vania di samping. Ini kedua kalinya Vania bilang kangen semenjak mereka berteman. Yang pertama sewaktu mereka bertemu setelah Jessie kembali dari Singapura. Vania menoleh, menatap Jessie frustasi.
"Aku nggak punya teman jalan akhir-akhir ini, Jess," adunya pelan. Mami mertuanya sibuk di Yayasan, Mama Bella lebih sibuk lagi karena harus mengurus dua orang, papa dan Ily. Sementara Ily sudah tidak bisa banyak bergerak, badannya membengkak, untuk keluar kamar saja harus pakai kursi roda. Vania heran dengan kehamilan adik iparnya itu, perasaan dulu ia hamil tidak separah itu.
"Aku kapok ngajak suamiku, nanti diomelin lagi."
Andai Lingga anteng, Vania tidak akan frustasi mencari teman diajak shopping. Suaminya mengomel bukan karena uang, tapi Vania memilah belajaannya peritem nyaris setengah jam. Kalau cuma satu toko Lingga tidak masalah tapi Vania selalu mampir di toko yang dilewatinya. Maunya Lingga langsung beli saja kalau tertarik tidak perlu berlama-lama di toko itu. Pria itu benci menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...