Part 45 || Tak Berkesudahan

3K 591 92
                                    

Tebak mereka siapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tebak mereka siapa?

***

Yuk follow Unianhar, vote dan komentar. Terima kasih 😚

--------


"Hei, Ella." Jari telunjuk Saka menoel-noel pipi chubby kemerahan makhluk mungil yang ada di dalam keranjang. Pria itu berdiri di bagian kaki, sementara dua abangnya berdiri di sisi kanan dan kiri menatap objek yang bergerak lemah di dalam sana tanpa membuka mata.

"Ella, bangun woi, tidur mulu." Saka terus menoel pipi bak buah persik itu untuk membangunkan. Semenjak dipindahkan ke ruang rawat inap makhluk itu tidur terus seolah tidak terganggu dengan suara berisik di sekitarnya.

"Jangan ganggu!" Rimba menepis tangan Saka kala menyentuh hidung mungil itu.

"Mirip banget sama Queen," ujar Sagarha mengamati seluruh indera di wajah kecil itu. Postur muka, lipatan mata, bulu mata tebal dan lentik, hidung mungil mancung, bibir dan dagunya sembilan puluh persen hampir mirip dengan ibunya.

Ketiga pria lajang itu sibuk menyamakan makhluk yang menarik perhatian mereka dengan ibunya. Sementara di ranjang Ily--adik mereka---mengulurkan tangan hendak menggendong makhluk mungil lain dari dekapan sang suami yang duduk di bibir ranjang. Di sofa para orangtua masih bersuka cita menyambut anggota keluarga baru mereka.

Oooeeek!

Tangisan bayi dalam keranjang tiba-tiba menggema. Ketiga pria itu terkejut bukan main, begitu pun mereka yang ada di sana. Belum meredam keterkejutan mereka, bayi dalam gendongan Ily pun ikut menangis. Ketika itu juga mereka berubah panik.

"Eden, ini Bunda." Ily memeluk bayi laki-lakinya panik.

"Sudah Mama bilang jangan berisik?!" omel Bella hendak mendekati ketiga putranya yang ketar-ketir tidak tahu harus melakukan apa, apalagi tatapan mereka seperti akan melempari mereka batu.

"Cup cup cup Ella Sayang." Lingga sigap meraih bayi itu dari keranjang, menggendong sambil diayun-ayunkan. Sebagai ayah dari satu anak Lingga lebih berpengalaman dalam hal ini. "Jangan nangis Ella, ini Papa Lingga, Nak." Lingga melewati ketiga saudaranya yang melengos.

"Kalian keluar sekarang!" seru Ily menunjuk pintu sembari memelototi ketiga kakaknya. Ia kesal karena mereka putrinya menangis, Eden pun ikut-ikutan menangis. Tangisan mereka bersahutan di dalam ruangan itu.

"Eh?!" Mereka tersentak.

Rimba hendak mendekat. "Angel, bukan salah Kakak."

"Ella aja yang sensitif," tambah Sagarha.

"Keluar!" murka Ily berusaha menenangkan Eden. Sebagai ibu tentunya ia panik melihat anak-anaknya menangis.

"Tap---"

SHOW ME (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang