Jangan lupa follow Unianhar, vote dan komentar!!!
***********************
Ponsel bergambar apel gigit diletakkan di atas permukaan meja, Leon pun duduk kembali bergabung bersama dua orang yang sejak tadi bersamanya. Tanpa mengatakan apa pun ia meraih kopi latte-nya untuk diminum. Sudah dingin.
"Kamu ngapain aja di toilet? Lama banget." Jessie menoleh pada Leon. Menatap keheranan.
Leon meletakkan gelasnya di atas piring tatakan, mengulum bibirnya sebelum tersenyum manis. "Tadi ada urusan mendadak," ucapnya.
Kemudian Leon menatap pria di depan mereka lalu kembali menoleh pada Jessie. "Apa orang itu mengganggumu?" bisiknya curiga.
Spontan Jessie memelototi pria berambut pirang itu, menyikutnya seraya menatap ke depan dengan senyum dipaksakan.
Bisa-bisanya Leon berpikir demikian mengenai orang itu. Lama mengenalnya tak sekali pun ia mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan darinya. Pria itu baik meski tidak ramah.
"Bagaimana kabar Opa sekarang? Kak Saka bilang beliau kurang sehat," tanya Jessie mengingat obrolannya dengan Saka kemarin. Sudah lama tidak mampir ke kediaman mereka jadi ia ingin mengetahui kabar tetua di keluarga mereka.
"Opa sudah pulih. Tekanan darahnya sempat naik karena perbuatan Saka," jawabnya.
Pria tampan itu duduk dengan kaki bersilang, kedua tangannya diletakkan di kedua sisi kursi. Sorot mata yang tajam menatap Jessie lekat, mengintimdasi tanpa ada keramahan di sana. Dia sosok pria yang sulit didekati hanya untuk sekadar berbasa-basi. Tipekal serius, dingin, dan angkuh bagi orang yang baru mengenalnya.
"Bikin ulah apa lagi dia?" serobot Leon tertarik mengetahui jenis dosa yang baru dilakukan sahabatnya itu.
"Tanyakan sendiri pada yang bersangkutan."
Leon melengos. Kurang ajar sekali jawabannya. Bujangan tua itu selalu begitu padanya. Dia tidak bersahabat dan menyebalkan. Memangnya apa yang pernah ia lakukan sampai dia begitu?
Disaat Leon mengumpat, ponsel Jessie berbunyi sekali. Ada pesan masuk. Ia bergegas meraih ponselnya di tas membaca pesan itu.
Astaga! Ia lupa mereka ada janji malam ini sedangkan dirinya masih di luar. Jessie berniat pulang sejam yang lalu tetapi pria di depannya tiba-tiba bergabung bersama mereka.
"Sejauh mana hubungan kalian?"
Jessie tersentak. Ia bergegas memasukkan ponsel di tas mengubah posisinya duduk tegak. Membalas tatapan intimidasi di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...