Emot buat Jessilin?
****
Jessie tidak pernah menginjak kantor papanya. Jangankan untuk melihat dari kejauhan, berpikir untuk ke sana tidak pernah terbersit di kepala lantaran tidak punya alasan melakukannya. Tidak seperti anak lain yang sering datang ke kantor papanya sekadar membawakan makanan, meminta pulang bersama atau bermanja ria. Jessie tidak pernah melakukannya dan tidak ingin.
"Duduklah." Suara Arsen memasuki indera pendengaran Jessie setelah berada di ruangan terbilang besar itu. Arsen duduk di sofa single tepat di depan meja kebesarannya.
Jessie duduk di sofa dekat papanya. Di meja terdapat tujuh cangkir kopi dan air mineral botol guna diminum setelah meneguk kopi. Jessie hendak menyampaikan niatnya datang ke sana.
"Terima kasih, Papa udah meluangkan waktu untukku."
Jessie sedikit lega Arsen meluangkan waktu saat jadwanya sangat padat. Sebentar lagi kampanye kandidat Gubernur dimulai, mereka berlomba-lomba mengeluarkan visi dan misi untuk memenangkan hati rakyat agar bisa menduduki kursi nomor satu di Provinsi.
"Katakan niatmu kemari, Papa tidak punya banyak waktu," todong Arsen melirik jam tangannya. Tak sekali pun melirik Jessie di sampingnya.
Kedua tangan Jessie meremas tas di atas pangkuannya. Ia tersenyum gamang. Bukannya sakit hati, ia cuma meradang.
"Maaf menyita waktu Papa yang berharga. Maksud kedatangan aku mau meminta Papa datang di acara siraman dan akadku....aku harap Papa bersedia hadir," harap Jessie sempat menjeda kalimatnya.
Tidak ada tanggapan. Arsen diam seperti memikirkan sesuatu. Jessie menatap papanya penuh harap. Ia tidak meminta apa-apa selain itu. Acara ini sangat penting untuknya, setidaknya papanya memenuhi keinginan Jessie untuk pertama dan terakhir kalinya.
"Papa mau, kan?" tanyanya cemas.
Arsen menatap Jessie datar kemudian menarik napas panjang. "Tanpa Papa kamu bisa menikah," ujarnya menarik pandangan mengabaikan Jessie yang memandang nanar. Buku jari wanita itu memutih semakin meremas tasnya.
"Ma-maksudnya?" Jessie pura-pura tidak paham, nada suaranya sudah bergetar.
"Papa tidak akan datang," jawab Arsen tegas.
"Kenapa?"
"Papa sibuk."
"Bukan karena aku anak haram Papa, kan?"
"Jaga ucapanmu!" sentaknya menatap Jessie memperingati.
Jessie tersenyum getir. Ia hanya asal menebak tapi reaksi papanya berlebihan sekali. Kalau papanya tidak datang alasannya cuma dua; pertama Jessie memang hasil perselingkuhan yang lahir di luar nikah, kedua papanya memang tidak ingin datang karena tidak ingin melihat Jessie bahagia saking bencinya. Kalau bukan yang pertama berarti yang kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...