Sebelum membaca silakan tekan tanda ☆ pojok kiri bawah dan komentar supaya author semangat buat lanjutin cerita Saka. Kalau ada typo mohon dikoreksi ya, Oke 😘
Selamat membaca . . . .
Instagram : unianhar
-------
Panggilan dari seberang telah berakhir dua menit yang lalu, tetapi Saka masih memandangi riwayat panggilannya dengan senyum tipis. Lagi-lagi sibuk. Padahal mereka sudah lama tidak bertemu, apa wanita itu tidak merindukannya? Apa hanya dirinya yang rindu?
Ia mendesah kasar, matanya tertutup sejenak sebelum kembali terbuka, kemudian menyalakan mesin mobil meninggalkan area rumah sakit dengan kecepatan sedang. Sebelum menemuinya, ia mampir ke St*rbuck membeli beberapa minuman dan makanan. Kalau wanita itu tidak bisa menemuinya tentu saja Saka sendiri yang akan mendatanginya.
Audi hitamnya melesat membelah jalan raya, menyalip kendaraan yang berada di depan. Lampu-lampu telah menyinari sudut kota kala langit menggelap. Saka tersenyum senang, sebentar lagi mereka akan bertemu, ternyata begini rasanya jadi Dilan, merindukan Milea lebih berat dari dugaannya.
Dilain tempat wanita yang sedang Saka pikirkan sibuk berkutat di depan komputer, memeriksa rancangan timnya. Mata bulat yang indah dilapisi dengan kacamata bening, rambut yang biasa digerai kini dicepol mengekspose kulit leher putihnya yang jenjang. Bibir penuhnya yang merah merona sesekali berkerut.
Seharian ini ia tidak sempat beristirahat. Paginya mengecek salah satu gedung yang digunakan client-nya besok, memeriksa kekurangan dan mengusulkan apa yang harus dibenahi sebelum hari H. Kemudian menemui client yang akan menikah bulan depan, lalu sekembalinya langsung duduk di depan komputer. Matanya sudah pegal, kepalanya pening, ia tak pernah beranjak barang semenit pun.
Tiba-tiba dua cup kopi diletakkan di mejanya. Ia refleks mendongak melihat Saka dengan posisi setengah duduk di meja kerjanya, kedua tangan terlipat membalas tatapan Jessie tampak terkejut karena tidak menyadari kedatangannya.
Saka membungkuk ke arah Jessie, menatap wanita itu dengan jarak dekat. Sesaat menggeleng mengelus kantung mata Jessie di balik kacamatanya.
"Aku tahu kamu sibuk, tapi tolong perhatiin kondisi kamu juga, kamu butuh istirahat sekarang." Saka melepaskan kacamata Jessie, melatakkannya di depan komputer yang masih dibiarkan menyala. Jessie mengerjap beberapa kali, kesadaran karena keterkejutannya melihat Saka sudah kembali sepenuhnya.
"Kakak kenapa ke sini?" tanya Jessie hendak berdiri tapi kakinya tiba-tiba kram. Sangat sulit untuk digerakkan.
Melihat Jessie meringis, Saka sontak menjauh melihat tatapan Jessie mengarah ke bawah. Berusaha menggerakkan kakinya yang seolah mati rasa.
Menyadari gelagatnya Saka pun lantas berjongkok di depan Jessie, bergegas melepas sepatu high heels cokelat yang dikenakan sepanjang hari, ia mengangkat kaki Jessie ke atas lutut kemudian memijit dan menekan sampai ringisan Jessie mulai meredam, perlahan kakinya bisa digerakkan, deruh napasnya juga kembali normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...