Apa yang mau kalian katakan pada mereka?
***
Sudah siap menunggu part terakhir cerita ini? Harapan mengenai hubungan mereka apa?
Yuk pastikan dulu follow akun ini, jangan lupa vote karena vote gratis ko, komentar, dan kalau liat typo wajib dikoreksi!
---------
Arsen memasuki mobil hitamnya dibantu oleh sopir yang membuka pintu. Pekerjaannya sangat banyak, memundur jam pulang kantor menjadi pilihan untuk mengejar deadline sebelum kampanye. Kepulangan Arsen ditunggu-tunggu oleh bawahannya. Dalam mobil pria paruh baya itu membuka ponsel. Layar tersebut menampilkan foto pernikahan. Pasangan itu berpelukan sembari melambai ke arah kamera. Sejenak Arsen tersenyum pedih. Sudah sangat lama tapi rasanya masih sama, sakitnya masih saja berkali-kali lipat.
"Mau langsung pulang ke rumah, Pak?" Dimas duduk di samping sopir sedikit menoleh ke belakang.
"Hm." Arsen berdeham. Memasukkan ponselnya ke saku jas lalu menutup mata hendak menikmati perjalanan diiringi dengan hujan yang semakin lebat.
"Pak Primus mau An...." Dimas terdiam. Kalimatnya tersangkut di tenggorokan ketika menyadari gelagat Arsen tidak ingin diganggu.
Dimas kembali menatap ke depan, meminta sopir pribadi bosnya segera meninggalkan kantor. Sopir melajukan mobil. Keempat ban itu baru berputar beberapa kali kini harus berhenti kala rem diinjak mendadak.
Dimas hendak protes. Namun, didahului oleh sopir menunjuk ke depan. Kemunculannya begitu tiba-tiba hingga sopir harus mengambil keputusan merem mendadak jika tidak ingin menabrak. Dimas melonggak keluar, meski hujan deras dan wiper mengganggu fokusnya, Dimas bisa mengenali wanita yang berdiri di depan mobil dalam keadaan memprihatinkan.
Arsen membuka mata karena mobil tak kunjung melaju. Ia butuh kasur setelah seharian bekerja keras. Menyadari keterkejutan kedua bawahannya, ia pun meluruskan pandangan menembus kaca mobil. Matanya menyipit meneliti sosok yang menghalangi mobilnya. Sudah sangat sore dan hujan lebat sempat mengganggu untuk mengenali sosok itu. Berambut sebahu, gaun putih selutut, wanita itu basah kuyup menatap lurus ke dalam mobilnya. Arsen tertegun menyadari jika itu putrinya.
Dibukanya pintu mobil dengan tergesa-gesa. Lalu keluar diikuti Dimas memayungi bosnya untuk mendekati wanita itu. Matanya sedikit bergetar terarah pada Jessie. Wanita itu mengubah posisinya menghadap papanya.
Di bawah hujan tak berkesudahan, Jessie berdiri lemah menatap nanar. Kulitnya sudah memucat, bibirnya membiru, entah berapa lama wanita itu hujan-hujanan sampai terlihat seperti sakit keras. Melihat kondisinya sekarang harusnya Jessie menggigil karena kedinginan bukan malah berdiri seolah baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...