Part 44 || Uneg-Uneg Jessilin

3.2K 601 131
                                    

Instagram : unianhar

Tiktok : unianhar_

****

Jessie mengurai tangan yang memegang lengannya. Pendarnya mengarah pada kekasihnya yang membalas tatapan Jessie kebingungan. Bagaimana tidak, pria itu mengajak Jessie segera menyusul ke rumah sakit tetapi ia tidak beranjak sama sekali dari pintu yang terbuka lebar. Malahan tangan besar itu sengaja dilepaskan oleh Jessie sembari tersenyum lembut.

"Kakak duluan, nanti aku nyusul," ucapnya.

Ily--adik Saka akan segera melahirkan dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, seluruh keluarga tancap gas ke sana dengan tak sabar. Sama seperti mereka, Jessie tahu Saka juga tidak sabar melihat keadaan adik kesayangannya.

Saka bergeming dengan lipatan keheranan tersampir di wajah tampannya. "Kenapa nggak sekarang aja?" Akan lebih baik Jessie sekalian ikut dengannya ke rumah sakit. Jessie juga pasti ingin melihat sahabatnya.

Jessie menggeleng menolak. "Ada yang ingin kulakukan, cukup lama, kam--"

"Aku bisa nunggu kamu."

"Nggak usah."

"Kenapa nggak usah?"

"Aku nggak bisa mastiin selesainya kapan. Kamu mending ke rumah sakit sekarang!"

Jessie maju membalikkan badan Sak, mendorongnya pelan untuk segera meninggalkan kediaman Wijaya. Kalau Saka masih di sana keinginannya menjadi kakak yang pertama melihat anak Ily diantara tiga abangnya gagal total. Selain ingin menikahi Jessie secepat mungkin, mendahului ketiga abangnya melihat anak Ily juga menjadi tujuan utamanya di tahun ini.

Menuruni satu anak tangga teras, Saka berbalik menatap Jessie ragu. Ia ingin pergi ke rumah sakit sekarang tetapi tidak ingin meninggalkan wanitanya di tempat itu. Saka dilema. Jessie di atas teras tak henti-henti memintanya segera pergi.

"Kamu segitunya mau ngusir aku," lesunya.

"Bukan begitu!" bantah Jessie. Ia tidak bermaksud demikian, kalau boleh memilih Jessie ingin Saka tetap bersamanya. Tapi tidak mungkin, ia tidak akan membiarkan Saka melewatkan kesempatan melihat keponakan yang dinanti-nanti dua keluarga terpandang Thomas dan Dirgantara hadir ditengah-tengah mereka.

"Katanya kamu mau lihat anak Ily duluan, kalau kamu telat datang nanti keduluan sama abangmu."

"Tapi aku nggak mau ninggalin kamu sendirian di sini." Sebagai kekasih Saka tidak tega meninggalkan pacarnya di kandang macan.

"Ada Renan, Kak. Nanti aku nyusul sama Renan."

"Ya udah kalau begitu." Mau tidak mau Saka harus mengalah. Ia tidak bisa terus adu mulut dengan Jessie. Wanita itu lumayan keras kepala dengan keinginannya. Lagian Renan juga cukup berguna meski tidak terlalu. "Aku pulang, nanti kabari kalau jadi ke rumah sakit," harapnya sebelum berbalik menuruni tangga. Jessie mengangguk mengiyakan. Kemudian Saka pun berjalan menuju parkiran.

Masih memandangi punggung Saka yang samar-samar menghilang di pandangan, senyuman Jessie yang setiap kali diberikan pada Saka pun lenyap dari wajah cantiknya. Ia mengelus cincin di jari manisnya sebelum berbalik memasuki kembali rumah yang dipenuhi ranjau yang membahayakan nyawanya.

"Jessie!"

Kaki yang hendak melewati pintu kini tertahan. Jessie sontak berbalik menatap sumber suara dengan keterkejutannya. Pria itu belum pergi juga. Tubuh rampingnya dibalik sepenuhnya menunggu Saka yang berlari menaiki empat tangga teras sampai di hadapannya. Kenapa dia belum pergi juga?

SHOW ME (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang