---------------‐----‐------------
Sebelum baca pastikan kalian udah follow akun ini Unianhar, vote dan komentar supaya aku makin semangat updatenya!_______________
"Mbak Jess mobilnya udah siap."
Karen membuka pintu ruangan memberitahu bos-nya itu untuk segera berangkat sebelum jalanan macet. Sebentar lagi jam pulang kantor tiba.
"Oke, kamu tunggu di mobil aja."
Jessie yang berkutat di depan laptop kini meraih tas jinjingnya, memasukkan ponsel dan powerbank lalu menyusul Karen.
Wanita mandiri dan pekerja keras itu berjalan ke arah lobi mengenakan high heels 5 cm, celana kulot hitam, kemeja biru dengan pita menjuntai ke bawah, rambut digerai dan tas bergoyang mengikuti gerakan langkahnya.
Mobil biru yang dikendarai Karen melaju dengan kecepatan maksimum di jalan Ibu Kota menuju tol Lingkar Luar ke arah Bogor. Jessie membuka tablet memeriksa kembali foto yang dikirim oleh tim sebagai laporan. Menandai jika ada yang tidak pas lalu berdiskusi dengan Karen selama perjalanan.
Dipercaya menyiapkan hari bahagia pasangan pangantin adalah amanah baginya dan tim. Sebisa mungkin mereka meminimalisir kekurangan pada saat pernikahan. Dekorasi acara harus sempurna untuk memuaskan hari bahagia mereka.
Butuh sekitar dua jam untuk sampai di Bogor dengan mengendarai kendaraan pribadi. Mereka bisa saja mengenakan KRL yang hanya memakan waktu kurang dari satu jam. Tapi mereka tidak ingin mengambil resiko kala pekerjaan selesai sampai larut, sebab kereta terakhir Bogor menuju Jakarta hanya sampai jam sebelas malam. Maka dari itu mereka memutuskan berkendara sendiri.
"Gimana kalau kita kasih bunga di sebelah sini?" tanyanya menunjuk sudut gambar di tablet, "Ini terlalu sederhana buat resepsi pernikah, setidaknya kalau ditambah bunga akan menambah poin plus-nya."
"Benar, Mbak. Nanti kita mampir beli bunganya," kata Karen diangguki Jessie.
Ponsel Jessie berdering di dalam tas. Ia meletakkan tab-nya di atas paha kemudian mengambil tas merogoh mencari benda pipih itu.
Seulas senyuman tertahan menghiasi wajah kala membaca nama yang tertera di layar. Ia menarik napas kemudian berdeham pelan seraya menempelkan benda itu di telinga.
"Halo." Jessie menyapa lembut, melirik keluar jendela.
"Iya, halo. Kamu masih di kantor?" tanya Saka tenggelam dengan suara ambulans.
"Udah tapi sek---"
"Aku jemput, ya."
"Jangan!" sentak Jessie.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...