Emot buat Jessie?
Jangan lupa vote dan boom komentar ya gengs 😘
******
Instagram : unianhar
---------Jessie menggigit ibu jarinya. Ia gelisah dan cemas. Tanpa sadar mondar-mandir seperti setrikaan di antara sofa dan meja. Ia berhenti, kemudian berbalik melihat orang yang sedang tak sadarkan di sofa. Orang itu berbaring dengan mata tertutup sejak dua jam yang lalu. Padahal darah di hidungnya sudah berhenti mengalir.
Sekarang pukul delapan malam, belum ada tanda-tanda dia sadarkan diri. Ia menyugar rambutnya, kembali mengigit ibu jari sebagai pelampiasan kegelisahannya.
"Renan, kita bawa dia ke rumah sakit." Jessie menoleh pada Renan. Ia tidak bisa berdiam diri saja menunggu Saka sadar. Bagaimana kalau pria itu tidak sadar sampai besok?
Renan yang berada balkon kini masuk menghampiri Jessie. Ia mencondongkan tubuh ke sofa mengamati Saka masih setia menutup mata. Pemuda itu juga khawatir terjadi hal serius. Tapi, pria menyebalkan itu terlalu baik-baik saja untuk dibawa ke rumah sakit.
Renan berdiri tegak. Lantas menggeleng menolak usulan kakaknya.
"Ren." Jessie merengek. "Aku nggak bisa li---" Kalimatnya tercekat. Ia sontak menoleh ke sofa kala suara dengkuran halus menusuk indera pendengarannya.
Saka mengerang mengubah posisinya miring, memunggungi kakak-beradik itu. Jessie mengerjap-erjap, sementara Renan mengedikkan kedua bahunya.
"Lihat? Dia baik-baik aja, dia cuma tidur bukan pingsan," jelasnya menendang sofa menimbulkan getaran.
"Renan!" sentak Jessie pelan, memukul punggung Renan yang ingin meninggalkan tempat itu.
Renan menyingkirkan rasa bersalahnya setelah memastikan Saka baik-baik saja. Pria itu hanya menumpang tidur di sana.
Setelah Renan menghilang dari balik pintu kamarnya. Barulah Jessie duduk di bibir sofa, mengamati ekspresi Saka dari atas. Kalau dipikir-pikir mana ada orang pingsan leluasa bergerak mencari posisi nyaman.
Ah, mungkin saja benar pingsan. Terus dia sadar dan lanjut tidur. Jesie menampik pikirannya negatifnya.
Bisa-bisanya Renan menonjok hidung Saka. Bagaimana bisa dia berpikir kalau pria itu akan menusuknya dengan pisau buah. Hidungnya mengeluarkan banyak darah, sampai air kompresannya berwarna merah. Untung sekarang sudah berhenti. Sempat Jessie lupa cara bernapas saking kagetnya.
Jessie duduk di lantai sembari memeluk lutut, lalu menghela napas panjang. Ia menumpukan dagu di lutut kemudian menatap ke sudut meja.
Wanita itu larut dengan pikirannya, tanpa menyadari Saka mengubah posisi miring ke arahnya, membuka mata sipitnya menatap kepala Jessie yang kian menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...