Part 50 || Flashback Juli 1999

2.9K 536 103
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Emot buat cerita ini?

--------

Jakarta, Juli 1999.

"Jejes, jangan! Ini punya Kakak." Anak laki-laki sebelas tahun itu menjauhkan piringnya dari jangkauan sang adik. Mereka duduk bersebelahan jadi balita empat tahun itu mudah merebut makanan kakaknya.

"Jad pelit!" sungut balita yang akrab dipanggil Jejes. Mulutnya sudah belepotan memakan pasta milik kakaknya, garpunya dilempar ke atas meja yang berisi banyak makanan. Tangannya dilipat karena ngambek.

Suasana restoran lumayan ramai siang ini. Pandangan pengunjung di sana tertuju pada keluarga kecil duduk di dekat dinding kaca. Sepasang suami istri dan sepasang anak yang terlihat berseteru satu sama lain. Sang ibu sontak bangun dari duduknya meraih benda yang dilempar oleh putrinya.

"Jejes nggak boleh begitu, Nak!" Wanita cantik berambut sebahu itu mengelap garpu dengan tisu lalu kembali diletakkan ke dalam piring putrinya, makanannya belum disentuh sama sekali. "Jejes, kan, punya makanan sendiri, kelihatan lebih enak loh," bujuknya meraih tangan putri kecil itu untuk menyelipkan garpu.

"Punya Jad lebih enak, Mama," rajuknya melirik piring Jaden--sang kakak--&yang sudah diobok-obok olehnya.

Sadar tatapan adiknya masih menatap piringnya, Jaden melirik adik dan piringnya bergantian. Ia kasihan melihat tetapi ia juga mau makan itu. Setengahnya sudah dilahap oleh Jejes, tersisa sedikit, kalau diberikan semua Jaden makan apa? Hati anak laki-laki yang beranjak remaja itu mengalami bergulatan, tanpa sadar mendongak melihat papanya. Papanya mengangguk sambil tersenyuman penuh makna. Bibir Jaden mengerucut, setengah hati menarik pinggir piringnya digeser kembali bergesekan dengan piring Jejes berisi olahan salmon.

"Ini makan." Pada akhirnya Jaden  kembali mengalah.

"Jaden gimana? Mau pesan lagi?" tanya mamanya menatap putranya merasa bersalah. Masih memegang tangan putrinya memaksa untuk memegang garpunya.

"Mama pesanin la---"

"Yey! Nih punya Jejes makan aja! Nggak enak!" Balita berkuncir kuda itu mendorong tangan mamanya menjauh untuk menarik piring pasta ke hadapannya, kemudian mendorong piring makanannya ke arah sang kakak sedikit kasar hingga sausnya keluar dari piring.

"Goodboy." Kepala Jaden dielus oleh papanya, kelihatan bangga putranya mengalah untuk sang adik.

"Mama pesanin lagi, ya." Sang mama toleh kanan-kiri mencari keberadaan pelayan.

"Nggak usah, Ma, aku makan punya Jejes aja," sergah Jaden berbesar hati.

"Tapi bukannya jagoan Papa mau makan pasta? Nggak apa-apa pesan lagi aja." Papanya mengangkat tangan ke arah pelayan.

SHOW ME (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang