----------
Instagram : unianhar
----------"Saka, mau ke mana kamu?!"
Saka tergesa-gesa masuk ke dalam mobilnya, mengabaikan teriakan seseorang dari dalam rumah. Ia menyalakan mesin mobil lalu menginjak pedal gas meninggalkan kediamannya.
Mata sipitnya melirik ke belakang melalui kaca depan. Di teras sosok abang sepupunya keluar menggerakkan tangan memintanya berhenti. Hampir saja ia mendapat bogeman mentah darinya.
"Garha lucknut!" umpatnya memutar setir ke kiri, keluar dari gerbang.
Ia menghela napas panjang mengibaskan kemeja biru langitnya, diselingi dengan helaan napas berat. Tangannya meraih seatbelt, memasangnya dengan satu tangan sembari melajukan mobil di jalan Ibu Kota yang sudah padat kendaraan.
Pagi ini tidak mengenakkan. Saat menuju meja makan untuk sarapan, ia dikejutkan dengan kotak merah bergambar naga di atas meja. Seluruh mata menuntut penjelasan, saat menjelaskan tidak ada yang percaya hingga ia pun memilih kabur sebelum mati dipanggang hidup-hidup.
"Semoga ikan-ikanmu mati kena hama," desisnya mengatupkan mulut. Rahangnya mengeras karena emosi.
Garha menusuknya dari belakang. Sebelumnya mereka sudah sepakat, Saka mengantar Garha ke klinik hewan bertemu temannya, sedangkan Garha berjanji menutup mulut mengenai penemuan benda haram di mobilnya.
Tapi memang pada dasarnya setan tidak bisa dipercaya. Garha mengkhianati kepercayaannya. Calon penghuni neraka itu memberitahu semua orang, hingga Saka tertuduh yang tidak-tidak. Itu punya Leon, tapi tidak ada yang percaya padanya.
Karena belum sarapan Saka memutuskan mampir ke apartemen Jessie. Ia yakin wanita itu belum berangkat. Dengan kecepatan sedang, ia melajukan mobil sampai di depan gedung yang ia kunjungi semalam.
Tidak memakan waktu lama Saka sampai di depan apartemen yang sangat dihafalnya. Ia memencet bel menunggu sang empunya membuka pintu. Mendengar pintu terbuka dari dalam, ia pun melambaikan tangan memamerkan senyum cerianya. Berharap wanita itu akan melihat energi positifnya pagi ini.
"Pagi Je---"
Saka menjeda kalimatnya melihat siapa yang membuka pintu. Ia menyipit menilai begitu pun orang di depannya yang terang-terangan menatapnya tak suka.
"Salah alamat," katanya lantas membanting pintu.
Saka tersentak mundur. Wajahnya cengo setelah pintu dibanting kasar. Sebelum kembali menekan bel, ia memastikan nomor apartemen di depannya sudah benar.
Bel kembali ditekan, menunggu yang punya membuka untuknya. Tidak ada tanda-tanda akan terbuka, ia semakin menekan bel tidak sabaran. Bibir tipisnya menyeringai melihat pintu terbuka, di baliknya kepala seseorang muncul, enggan membuka pintu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOW ME (Tamat)
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Karma is real. Itu pepatah yang cocok menggambarkan nasib Saka Rivano Thomas, sang dokter muda yang disibukkan mengejar cinta Jessie, sahabat sang adik, sekaligus wanita yang telah ditolaknya enam tahun lalu. Segala bujuk ra...