16

89 15 0
                                    

(Sorry kalau nemu typo)




Sumpah demi apapun, Mesy gak fokus ngerjain ujian hari ini, rasanya pengen banget cepet-cepet selesai dan nemuin Yuki yang lagi ujian juga tapi di UKS.

Selesai dengan jawabannya, Mesy harus nunggu dulu yang lain seengaknya jangan Mesy duluan yang keluar.

Setelah bisa keluar kelas Mesy lari menyusuri koridor, gak peduli dengan suara langkahnya yang bisa saja menganggu konsentrasi yang lain.

Pas belokan lorong Mesy nabrak Hazel tapi gak jadi jatuh karna Hazel udah duluan raih tangan Mesy. "Kenapa lari-lari sih?"

"Gue mau ke uks."

"Ayok gue temenin." Ajak Hazel tapi Mesy lepas tangan Hazel dan duluan lari ke uks.

"Lah?" Hazel nyusul.

Sampai didepan uks pun Mesy belum bisa masuk karna Yuki belum selesai. Mesy gigiy kuku jarinya gelisah.

"Udah gue bilang jangan gigitin kuku !" Hazel turunin tangan Mesy. Terus ngintip ke dalam.

"Maksud lo tadi perut Yuki keras kenapa dah sy?" Tanya Hazel,Mesy geleng.

"Gue juga gak tahu, ini mau tanya sama Yuki."

"Lo gak tahu apa mencoba menampik pikiran lo ?" Tanya Hazel lagi,

"Kalau lo sampai gelisah kayak gini, berarti lo nyoba gak percaya sama apa yang lo pikirin kan?" Mesy gak jawab,

"Sy gak mungkin..."

"Stop !" Mesy mejamin matanya buat Hazel gak lanjut ngomong. "Lo pulang. Gue mau masuk."

Setelah ngomong gitu, Mesy langsung masuk. Dan benar Yuki sudah selesai.

Mesy jalan pelan ke arah Yuki yang sekarang lagi munggungin Mesy. "Hmm mbak? Mesy bisa minta tolong gak?" Tanya Mesy.

"Bisa tolong tinggalin Mesy sama Yuki sebentar, soalnya ada yang mau Mesy omongin." Mbak penjaga uks itu nganguk.

"Sinaa aja kak, eheh."

Setelah tinggal berdua saja, Mesy tarik kursi mendekat di ranjang Yuki.

"Ki?" Panggil Mesy.

Bukan jawaban iya, tapi Mesy malah dengar suara tangisan dari Yuki.

"Bilang sama gue apa yang gue pikirin itu salah." Ucap Mesy nunduk kali ini.

"Bilang sama gue, kalau lo baik-baik aja."

Masih gak ada jawaban dari Yuki.

"Ki?"

"Jawab ki." Pinta Mesy,

"Yuki jangan diam aja. Gue sedih lo kayak gini tauk." Mesy elus kepala Yuki.

"Cerita yuk sama gue."

"Sy..."

"Iyaa?" Mesy mendekat, Yuki bangun dari tidurnya dan mengusap airmatanya natap Mesy.

Tatapannya sedih banget, Mesy gak tega. "Kenapa?" Mesy coba senyum padahal dadanya sesak banget.

"Peluk gue." Yuki mengulum bibirnya menahan tangisnya untuk gak pecah lagi.

Mesy langsung maju untuk memeluk  Yuki dalam dekapannya. Mesy tepuk pelan bahu Yuki.

Yuki nangis lagi, "Gue kotor." Mesy yang geleng,

"Jangan ngomong gitu,"

"Gue hamil Mesy....gue hamil." Tangis Yuki makin pecah. Mesy gak tahu harus berbuat apa. Selain meluk Yuki semakin erat.

Meisie (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang