20

108 16 0
                                    

(Sorry kalau nemu typo )







"MESYYYYYYYY !!!!!!!!" Xeera teriak menutup mata dengan tangan yang gemetar,

Mark sampai tahan badan Mesy, Hazel tahan tangan Mesy dengan sekuat tenaga.

"Mesy..mesy jangan sy jangaaan !" Pinta Hazel masih dengan tangan Mesy yang dia tahan.

"Jangan sy.." Mata Mesy merah, airmatanya ngalir tanpa ia sadari tangannya masih setia tepat 5 cm di depan mata Neila yang terpejam ketakutan

"Mesy .." Xeera dengan suara bergetar mendekat,

"Mesy plis!" Pinta Hazel lagi, mata mereka bertemu. Hazel memejamkan matanya dan menyakinkan Mesy, dia merasa tangan Mesy melemah langsung ditarik badan Mesy untuk turun dari atas badan Neila.

Hazel peluk Mesy dengan erat, Neila berdiri dan nangis di peluk Fara. Mark terduduk lemas di samping Xeera yang juga nangis, syok dia.

"Udah udah.. udaah..!" Hazel usap punggung Mesy untuk menenangkannyanya. Tangan Mesy masih mengepal kuat dengan pendedel benang yang masih dia pegang.

Tangan Hazel terulur untuk genggam tangan Mesy, ambil pendedel benang itu dan buang jauh-jauh.

"Udah lo aman, ada gue !" Gak ada jawaban apapun dari Mesy, bahkan tangisanpun gak ada.

Xeera tarik Mark untuk pergi dari situ, sebelumnya Neila udah pergi sama anteknya. Menyisakan Mesy yang masih di peluk sama Hazel.

Hazel tentu panik banget tadi, gak pernah lihat Mesy semarah itu. Apa karna selama ini Mesy tahan jadi meledak gitu, kalau amarah aja dia tahan kayak gitu meledaknya gimana tangisnya selama ini coba?

"Sy?" Mesy nganguk, badannya lemas.

"Gue mau baring." Ucap Mesy melepas pelukan Hazel.

Mesy baring di lapangan siang hari, iya ini masih siang. Memejamkan matanya menghidup udara dengan bebas, mengisi paru-parunya.

Hazel jadi ikutan baring di samping Mesy menatap langit cerah hari ini. Panas sih tapi mereka gak peduli.

Mesy mengangkat tangan kanannya melihat darah yang mulai mengering. Bukan darahnya tapi darah Neila, Mesy angkat tangan kirinya yang lecet punggung tangannya yang merah karna di injak Neila.

Mata Hazel gak lepas sama apa yang Mesy lakuin dari tadi, Hazel bangun. Ambil tangan Mesy, dia bersihkan dari kotoran-kotoran yang masih menempel di telapak tangannya dan juga mengelap darah Neila. Hazel lihat Mesy yang diam di sana, melihat wajah Mesy yang lecet di keningnya dengan rambut yang berantakan.

Tiba-tiba Mesy senyum dengan memperlihatkan giginya alias nyengir gitu aja, mau gak mau yaa Hazel ikutan senyum terus mereka berdua ketawa.

"Ancur banget muka gue ya zel?" Tanya Mesy, dan Hazel nganguk balik baring lagi di samping Mesy.

Mesy masih ketawa berasa semalam mereka gak ribut dan gak ada kejadian barusan.

"Aus zel." Ucap Mesy,

"Kita beli boba habis ini." Jawab Hazel, tangannya meraih tasnya yang gak jauh dari tempatnya mengambil sebuah kotak kecil kasih ke Mesy.

"Apaan ni?"

"Buat lo." Mesy buka dan langsung nengok ke samping.

"Lo ngelamar gue?" Dengar pertanyaan itu tentu Hazel kaget tapi malah ketawa.

"Kalau iya lo mau?" Kali ini Mesy yang kaget sampai duduk dengan menahan sakit di badannya.

"HAH?" Tawa Hazel makin meledak. Di dalam kotak kecil itu memang berisi cincin, makanya Mesy nanya gitu.

Meisie (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang