05

132 27 18
                                    

(Sorry kalau nemu typo yaa)














"I miss you,, i miss you so much Mesy." Hazel gak peduli penolakan serta pukulan dari Mesy yang dia terima, Hazel mengikis jaraknya dengan Mesy. Mencium bibir Mesy sampai mendorong badan Mesy ke tembok,

"Hhmmmpp..." Mesy terus-terusan dorong badan Hazel tapi gak bisa, tenaga dia kalah sama tenaga Hazel.

Kepala Hazel geleng, untuk ngasih tahu Mesy. Dia gak akan berhenti, sampai mata Mesy menatap sebulir airmata dipipi Hazel, tangan dia melemah.

Seperti mendapat kesempatan, Hazel semakin memperdalam ciumannya. Mengulum bibir Mesy, tangannya yang tadi memegang tangan Mesy, pindah ke pinggang. Dan mendekap tubuh Mesy semakin erat.

"I miss you sy."

Mesy ikutan larut dalam suasana ini, sampai di titik dia udah ngerasa butuh oksigen. Dia dorong badan Hazel sampai bener-bener lepas, Hazel dengan mata sayunya masih sempet ngelap bibir yang basah, Mesy tampar pipi Hazel.

Mesy tarik tangan Hazel keluar dari rumah, dan pas Hazel udah ada di luar rumah. Mesy buru-buru masuk kunci pintu, di jam setengah 2 pagi Mesy gemetar hebat. Jantungnya juga berdetak kencang, hey sapa yang gak meledak kalau digituin, lagi-lagi Mesy sesak nafas.

Hazel masih terus-terusan manggil nama Mesy di luar. Mesy gak tahu harus ngapain, yang ada di pikiran di saat ini cuma Yudis.

Dia ambil hp yang tergeletak di sofa, langsung nelfon Yudis, nomor Yudis ada di log panggilan paling atas.

Dering pertama langsung di jawab. "Kenapa sy? Kok belum...."

"Mas..mas..." Nafas Mesy gak beraturan, dadanya sesak banget. Tangannya gemetar,

"Kamu kenapa? Mesy?"

"Mas..yudis...tolong...aku.."

"Iyaa tenang, tarik nafas buang. Tarik nafas buang, tenang mesy. Aku jalan sekarang, jangan di matiin yaa." Mesy nganguk,

"Mas..."

"Iyaa mesy."

"Dadaku...se..sak." tubuh Mesy merosot jatuh ke bawah sesak banget sampai dia gak punya tenaga untuk berdiri, Mesy merangkak mencari apapun yang bisa meredakan sesak nafasnya.

"Mesy.. plisss jangan kayak gini." Ucap Hazel, masih berusaha ketok pintu Mesy.

"Gue kangen banget, pliss balik kayak dulu sama gue."

"Gue janji akan jagain lo, gue gak peduli sama apapun kecuali lo sy."

Mesy masih merangkak sekarang di depan pintu kamarnya dia mau buka gagang pintu tapi gak bisa berdiri,

"Mesy..." suara Hazel jelas banget dia frustasi,

"Gue minta maaf kalau gue tadi kurang ajar, Mesy plisss.. balik sama gue." Ucap Hazel terus-terusan..

Hazel udah kayak pacar minta balikan gak sih? Maaf jel aku ketawa dikit.

Was wes was wes,,, karna jalanan cukup sepi. Beneran secepat itu Yudis nyampek, kaget karna ada laki-laki yang duduk nyender ke Pintu. Pas lihat Yudis datang, Hazel belum berdiri.

Mau banget Yudis tuh nanyain kenapa ada di depan rumah orang jam segini? Yudis belum ngeh kalau itu tuh Hazel yang tadi pagi ketemu di Sunday market, lampu depan rumah Mesy gelap remang-remang soalnya.

"Permisi." Yudis beneran ngira Hazel orang mabok yang numpang istirahat karna teler.

"Sy.. ini aku. Yudis." Hazel ngelihatin Yudis yang masih rapi di jam segini, mau berdiri badannya oleng jatuh lagi.

Meisie (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang