06

131 24 10
                                    

(Sorry kalau nemu typo yaa))














Yang namanya Abhiseva Hazelwyz itu 11 12 sebenarnya keras kepalanya sama Mesy, cuma dia masih bisa lah di tolerir. Dan gak ada kata nyerah dalam kamus dia, dulu suka sama Mesy aja dia gass terus sampai dititik Mesy sendiri yang warning untuk gak deket-deket.

Selama 2 tahun dia juga masih terus usaha nyari Mesy, dari yang setiap hari bisa kali 2 3 kali dia lewat depan rumah Mesy. Tapi nihil yang dia lihat cuma Neila, iyaa sekarang Neila hidup sama mama dan ayah tiri Mesy.

Hazel cuma nyerah sekali dalam hidup, iyaa nyerah sama hubungan dia dan Xeera. Karna yaa mau gimanapun tetap gak bisa, mau ngelawan Tuhan??

Dan hari ini, gak ada lagi kata nyerah bagi Hazel. Siang ini, siang gak sih jam 10an tuh, dia beneran udah seger gak kayak pagi buta tadi yang kucel dan mata sayu bau alkohol.

Dia turun dari mobil, jalan ke ugd. Iya apalagi, gak ada lah Mesy.

"Mbak, pasien yang tadi subuh disini pindah kamar ya?" Tanya Hazel ke salah satu perawat yang masih sama yang dia ketemu tadi subuh.

"Ohh mbak Meisie ya? Barusan aja pulang sama dokter Yudis mas,"

"Udah boleh pulang?" Tanya Hazel,

"Sebenarnya belum, tapi karna mbak Meisie kan calonnya dokter Yudis, jadi biasanya kalau lagi kambuh gitu di rawat di rumahnya Dokter Yudis."

"Hmm saya boleh minta alamat Dokter Yudis?" Tanya Hazel, males sih sebenarnya tapi mau ketemu Mesy kok ini bukan D o k t e r Yudis.

"Oh ini mas, " perawat itu ngasih selembar kartu nama yang tentu isinya nama Yudis, no telfon sama alamat klinik. Karna klink Yudis tuh satu tempat dengan rumahnya.

"Makasih yaa mbak, oh iyaa ini buat mbak. Buat sarapan yaa." Hazel ngasih sekantung kresek tulisannya indomart, isinya banyak.

"Ohh.. makasih mas." Hazel cuma nunduk dan pergi,

GO kita kerumah dokter Yudis.




















Dengan bantuan Google maps, Hazel masuk ke perumahan, biasa aja sih perumahannya gak seWOW kalau di Jakarta. Terus ketemu plang nama gede yang kalau malam suka nyala tuh lho,

Hazel keluar dari mobil, ngintip dulu. Kliniknya gak buka tapi gerbang rumahnya kebuka, "Permisi.."

"Assalamu...."

"Baaaa....." Teriak Luna pas ngelihat Hazel masuk ke halaman rumah, manggil Yudis.

"Kenapa dek?" Tanya Mesy, yang lagi duduk di sofa.

Luna cuma nunjuk keluar, Mesy mau berdiri terhalang selang oksigen.

"Luna kenapa sy?" Tanya Yudis,

"Assalamualaikum," ucap Hazel, Mesy langsung diem.

Dia hapal banget suara Hazel. "Dokter Wangsa Yudisthira?" Tanya Hazel dengan penuh penekanan, Yudis ngelihat Mesy dulu yang diem aja.

"Iyaa.. kenapa mas?" Yudis maju buat ngajak ngobrol Hazel diluar.

"Maaf, saya mau ngomong sama Mesy. Boleh kasih waktu saya berdua sama Mesy?" Tanya Hazel, Yudis tentu aja gak mau.

"Maaf tapi ini rumah saya."

"Yaa maaf juga, tapi saya ada perlu sama Meisie Lituhayu." Hazel beneran udah fresh gak ada takutnya.

Yudis lihat Mesy, "Saya ngomong sama Mesy dulu."

"Oh gak perlu dokter, saya aja yang izin. Saya izin masuk yaa.. saya ngobrol di sini aja. Dirumah pak dokter. Gakpapa kan?"

Buseettttt..... Mesy yang ketar-ketir.

Meisie (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang