(Sorry kalau ketemu typo)
Mesy udah ada di mobil Hazel, diam aja dari tadi. Masih mencerna semuanya dan berusaha gak negatif thinking, jadinya mereka beneran balik.
Manda mau ikut nganter tapi gak bisa, Yudis juga gak bisa. Gak bisa ninggalin anak.
"Sy jangan ngelamun." Ucap Hazel senggol lengan Mesy,
Mereka lagi otw ke bandara terdekat biar lebih cepet nyampek jakarta, mereka ke Solo. Kalau ke Surabaya kejauhan. Hazel sih maunya mobilan aja ke Jakarta lewat tol tapi itu gak mungkin di kondisi kayak gini.
Zidan lagi-lagi nelfon, "Apa,?"
"Udah dimana? Gue jemput di bandara mana?" Tanya Zidan
"Soetta."
"Okee, gak usah ngebut lo bawa anak orang."
Panggilan mau di matiin sama Hazel di tahan sama Mesy, "Ji,,"
"Aa iyaa sy, kenapa?"
"Lo tau dari siapa?" Tanya Mesy, soalnya baik Zidan maupun Hazel gak deket sama keluarga Mesy, apalagi kalau sampai Neila yang ngabarin. Gak mungkin banget,,
"Xeera." Hazel kaget, soalnya dia gak tahu Zidan tahu dari mana. Mesy nganguk,,
"Xeera dari Yuki." Kali ini Mesy yang kaget.
"Yuki?"
"Iyaa, lo gak usah mikir kemana-kemana dulu. Yang penting balik dulu yaa, sampai Jakarta dulu." Mesy gak nganguk cuma mundurin badannya.
Hazel tahu Mesy pasti kaget, Yuki Xeera. Orang-orang dari masa lalu tiba-tiba hadir lagi terus baik kayak gini, Mesy kaget.
"Yuki di Jakarta?" Tanya Mesy.
Hazel geleng karna beneran gak tahu. "Gue gak tahu sy."
Mesy balik diam, rasanya kepalanya penuh. Dia takut, takut untuk berhadapan dengan orang-orang itu lagi, takut kalau ketemu ayah tirinya. Tapi mau gak mau dia harus ketemu mama.
Untuk yang terakhir kalinya, mungkin.
Hazel udah ngurus tiket dan mereka udah di tuang tunggu tinggal flight aja.
Tangan Hazel genggam tangan Mesy, "Gakpapa, ada gue." Mesy nganguk.
"Boleh kok kalau mau nangis sy, jangan ditahan." Ucap Hazel ngelus punggung tangan Mesy.
"Gue gak mau nangis." Tapi suaranya bergetar nahan tangis.
Mereka sampai di Jakarta, beneran di jemput sama Zidan, ada pacar Zidan juga.
"Langsung kerumah." Kata Mesy,
"Mama lo belum pulang, masih di rumah sakit sy." Ucap Zidan, Gisel nganguk aja karna tadi dari sana,,
"Oke."
Hazel masih pegang tangan Mesy, ngasih tahu dan terus ngasih tahu kalau ada dia, Mesy gak perlu takut dan gak harus ngerasa sendiri.
Sampainya di rumah sakit, dada Mesy sakit. Matanya perih, jalan perlahan di dampingi sama Hazel.
Zidan sama Gisel ngekor,, Gisel gak gitu kenal bahkan memang gak kenal sama Mesy cuma tahu Hazel aja, tapi lihat Mesy dari keluar bandara sampai di sini diam aja tuh bikin dada Gisel ikutan sesak.
"Mau masuk?" Tanya Hazel, Mesy nganguk.
Semakin mendekat semakin jelas dia dengar orang nangis, Ayah tirinya nangis di depan tubuh terbaring lemah di sana dengan bantuan alat pernafasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meisie (END)
FanfictionC O M P L E T E Hidup tak selalu adil bagi semua orang bukan? "Gue benci sama lo?" "Kenapa lo selalu lihat sisi gue yang kayak gini kenapa?" Mesy marah, marah sama semesta,marah sama Hazel dan marah sama dirinya sendiri. "Lo gila sy! Lo gak seharus...