23. THE END s1

153 17 0
                                    

(Sorry kalau nemu typo)








"Gue akan buat lo bahagia, Meisie."

Semua ucapan Hazel malam ini sedikit memberikan kehangatan buat Mesy tapi juga dada Mesy makin sesak.

Dia gak mau melibatkan Hazel lebih jauh lagi di dalam problem hidupnya.

"Hazel maafin gue." Batin Mesy.

Pokoknya hidup Mesy ngomong minta maaf mulu.

Di jam 3 subuh Mesy terbangun lagi, melihat Hazel yang tertidur lelap disampingnya buat dada Mesy makin sesak.

Mesy bangun mengemasi semua barangnya, sebelumnya dia sudah menulis sebuah surat.

Iyaa emang klise tapi cuma ini yang bisa Mesy lakukan.

Sebelum keluar kamar, Mesy mendekat ke arah Hazel yang nyenyak banget tidurnya.

Mesy nunduk untuk ngecup pipi Hazel dengan tangis yang dia tahan, "Maafin gue yaa." Lirihnya.

Hazel terbangun jam 8 pagi bingung Mesy gak ada disampingnya, "Mesy?"

Hazel buka kamar mandi, gak ada Mesy. Ke dapur gak ada Mesy, dia cari ke semua tempat juga gak ada.

"Sy lo dimana?"

Hazel panik, gak mungkin kan Mesy keluar apartemen padahal dilihat dari kondisi Mesy. Gak mungkin bakal berani.

"Mesy?" Masih gak nemu.

Hazel balik ke kamar, ambil hp dan terduduk lemas ketika ada dua hp dan 1 kertas yang dia tebak itu pasti dari Mesy.

"Sumpah gak lucu banget astagfirullah Mesy !" Hazel buru-buru cuci muka ambil jaket dan kunci mobil dan dua hp itu beserta kertas yang gak berani Hazel baca.

Hazel ke basement, masuk ke mobil keluar area apartemen dengan terburu-buru.

Dia nelfon Mark, "Gak ada, emang mesy kemana zel?"

"Gue gak tahu, gue bangun mesy udah gak ada. Pliss bantuin gue takut dia kenapa-kenapa le."

"Oke-oke tenang gue otw nyari."

"MESY KENAPA HAZEL?" Sara udah histeris disana,

"Lo tenang dulu, ini gue lagi nyari Mesy. Kalau lo lagi diluar tolong juga cari mesy yaa."

"Iya, iyaaa"



"Mesy lo dimana?" Hazel meremas setir mobil, memijat keningnya.

Di depan rumah Mesy Hazel mau turun, tapi gak jadi. "Gak mungkin banget Mesy balik kesini."

Dada Hazel sesak, pusing. Dia beranikan buka secarik kertas tadi.

Semakim dia baca baris demi baris dadanya semakin sesak, tanpa dia sadari airmatanya jatuh.















Hay Hazel..
Sebelum cerita ini panjang, gue mau minta maaf sama lo.

Maaf untuk semuanya yang gue lakuin ke elo termasuk hari ini, hari dimana lo lagi kebingungan nyari gue.

Jangam dicari ya zel, gue bilang tunggu gue berdamai sama keadaan kan? Gue mau sendiri, gue mau sembuh sendiri, gue mau berdamai dengan keadaan tanpa melibatkan lo maupun siapapun..

Ucapan terima kasih rasanya gak cukup untuk gue kasih ke elo yang udah baik banget sama gue,

Hazel, makasih untuk selalu ada buat gue. Makasih untuk ketulusan lo, dan makasih untuk janji lo yang gak bakal ninggalin gue.

Meisie (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang