13

155 27 3
                                    

(Maaf yaa kalau nemu typo)








Drama pertangisan masih berlanjut di depan kontrakan, Manda gak berhenti nangis. Dengan perginya Mesy ke Jakarta, yang artinya dia harus tinggal sendiri, dan gak mungkin dia di kontrakan sebesar ini sendiri. Jadi harus siap packing untuk pindah, tapi yang paling dia benci yaitu nyari kost-kostannya.

Yang deket sama tempat kerja penuh, jadi mau gak mau yaa cari lagi yang lumayan juga jaraknya sama tempat kerja.

"Lo baik-baik di sini, kalau ada apa-apa telfon gue. Atau telfon Yudis." Kata Mesy lagi masukin tas ke mobil Hazel,

"Gampang,, btw emang masih boleh gue minta tolong ke Yudis kan lo udah gak ada."

"Boleh, Yudis sendiri yang bilang. Dia baik, apalagi lo udah kenal baik juga."

"Iya sih baik, gue takut kalau dia naksir gue gimana?" Tanya Manda bercanda,

"Ya gakpapa, tandanya dia udah move on dong dari gue."

"Yang penting lo bisa jagain Luna mah gass aja gak sih?" Mesy balik bercanda,,

"Gak gak ngaco, gue mau cari yang gak punya ekor."

"Serah deh,"

Hazel udah beres sama barang bawaan Mesy, gak banyak cuma 2 koper aja.

"Sy,, sering telfon gue ya."

Mesy nganguk dan peluk Manda, "Makasih ya mand,"

"Iyaa,, hati-hati. Kalau gue ada rezeki gue main ke jakarta boleh ya?"

"Gak perlu nunggu lo ada rezeki, gue bayarin kalau lo sekangen itu sama Mesy." Kata Hazel,

Manda ketawa, "Beuuhhh asik jugaa,, janji ya lo!" Tunjuk Manda.

"Iyalaah,,"

Mesy ketawa terus masuk ke mobil, disusul Hazel. "Hati-hati,, I will miss you sy."

"Me too."




















Mesy ngelihat Hazel yang fokus nyetir di jalanan tol, Hazel selalu sadar kalau lagi di lihatin sama Mesy.

"Kenapa cantik?"

"Dih,,,"

"Lho emang cantik pacar gue."

"Perasaan gak pacaran deh." Mesy ketawa,

"Oh iyaa gak, ulang. Lho emang cantik calon istri gue." Mesy ketawa sampai nabok lengan Hazel,

"Haus gak?" Tanya Mesy, bukain botol minum buat Hazel,

"Haus, eheh." jadinya di suapin dah tuh sama Mesy,

Beneran udah sama-sama kasmaran cuma Mesy masih rada gengsi aja,,

"Jadi kapan kita nikah?" Tanya Hazel,

"Bisa gak usah ngomong itu dulu gak? Ini masih di jalan Hajel!" Hazel mah sengaja, suka bikin Mesy marah-marah kayak gini, gemes.

Asal marahnya jangan ninggalin Hazel aja, sedih yang ada.

Sampai di Jakarta ya kemana lagi Mesy kalau gak di apartemen Hazel,

Udah gak punya rumah, mama udah gak ada. Sangat gak mungkin dia balik ke rumah ayah tirinya.

"Besok ke rumah orangtua gue, ikut ya." Kata Hazel lagi bantuin mesy buka koper,

"Malu."

"Gak usah malu, mereka tahu kok. Sebenarnya almarhumah mama juga udah tahu sy, dia pengen banget ketemu sama lo tapi mama udah duluan pergi." Kata Hazel, Mesy geser biar lebih dekat ke Hazel ngelus lengan dia.

Meisie (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang