17. Won't let go

679 136 2
                                    

-HAPPY READING-

***

"Sebenernya ada suatu hal yang mau aku kasih tau sama kamu." Kedua netra milik Bomin menatap sayu ke arahmu.

Kamu bisa merasakan sesuatu hal yang tidak diinginkan olehmu justru akan terjadi.

"Setelah aku pulang dari sini, aku bakalan lanjutin tugas aku. Mencari orang yang udah berbuat curang dinegri ini," Bomin memberi jeda sembari tersenyum tipis. "Kamu masih ingetkan sama kakak aku?" kamu mengangguk sebagai jawaban.

"Aku yakin mereka adalah orang yang sama (y/n)."

"Orang yang udah bunuh kak Hongseok," gumammu.

Bomin menggenggam tanganmu lembut. "Aku janji bakalan balik lagi sama kamu dalam keadaan selamat, dan kita akan menikah lalu hidup bersama dengan keluarga kecil kita, Yang (y/n)."

Kamu tersenyum getir, ekspetasi yang tak seindah realitanya, sungguh menyiksa bukan? Tidak ada lagi namamu akan bersatu dengan nama Bomin, sebab sudah ada nama lain yang mendahului nama Bomin.

Bomin melihat wajahmu yang murung langsung menegur. "Kenapa? Kok kaya lesu gitu," ucap Bomin dengan nada lembutnya.

Sulit sekali rasanya melepaskan sosok Bomin seperti ini. Alasan apa yang harus kamu berikan padanya jika suatu saat dia bertanya kepadamu nanti?

"Gak papa kok, aku malah seneng banget kalo seandainya kita bisa hidup bahagia sampai hari tua kelak."

•●•

Kamu baru saja menyelesaikan aktifitas rutinmu pagi ini dengan membersihkan tubuh, setelah itu kamu duduk disofa kamarmu dan Renjun untuk menonton TV.

Kamu menuangkan soda ke dalam gelas yang lebih kecil dan memakan camilan ringan.

Tanpa sadar Renjun ikut bergabung bersamamu duduk disofa. Hanya saja cowok itu tengah sibuk beradu dengan laptopnya.

Kalian berdua terlarut dalam kesibukan masing masing selama 60 menit kedepan. Setelah drama yang kamu tonton selesai kamu baru menyadari Renjun duduk diujung sofa sembari memangku laptop miliknya.

"Jun, lo gak kerja?" tanyamu berniat menyapa.

Cowok tersebut malah membalikan pertanyaannya kepadamu. "Lo sendiri?"

"Yeu malah nanya balik si bapak!" ucapmu merotasikan mata malas.

Renjun terlihat mengacuhkan dirimu, kamu yang baru saja menghampiri tempat duduk Renjun, laki laki itu terburu buru menutup laptopnya membuatmu terkejut dengan sikapnya.

"Ganas amat sama barang, nanti kalo rusak ngambek," godamu namun tidak berpengaruh bagi Renjun.

"Lagian rahasia banget sih sampe gue gak boleh liat, emang salah--

"Salah," potong Renjun cepat.

Kamu mengedipkan berkali kali tidak percaya. "Aneh banget, gue kan istri lo, emang gak boleh kepo sama kerjaan suaminya?"

Renjun menatap ke arahmu tajam. "Lo cuman orang asing yang nyamar jadi istri gue," tegas Renjun disambung tawa kecil darimu.

"Lucu ya Jun? Lo masih anggap gue sebagai orang asing setelah apa yang udah lo lakuin sama gue?"

"Gue gak buat lelucon, lo emang gak berhak untuk tau kehidupan gue karna kita masih punya batasan."

Kamu berdecih merotasikan mata malas. Rasa sakit yang menjalar dihatimu terasa ingin menangis sekencang-kencangnya. Mood mu sudah hancur pagi ini, berakhir kamu yang pergi dari sana.

ᴛʜᴇ ꜱᴇᴄʀᴇᴛ ʟɪꜰᴇ ᴏꜰ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ [ᴿᵉⁿʲᵘⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang