34. I'll go

567 114 19
                                    

Renjun kembali masuk ke dalam ruangannya usai jam istirahat kerja selesai, ia menemukan Jeno yang duduk disofa sibuk dengan laptopnya.

Melihat tidak ada sosok sang istri, ia pun mendudukan dirinya di kursi miliknya.

"Ada makanan dari (y/n), katanya suruh lo habisin makanannya," ujar Jeno tanpa menoleh ke arah Renjun.

"Gue nggak mau," tolak Renjun cepat.

"Kenapa gak lo cobain sih Jun? Lo pasti bakalan nyesel sih karna belom tau rasa masakan dia gimana," ujar Jeno menyalakan kompor.

Renjun menggelengkan kepalanya tidak percaya. Sahabatnya sendiri malah mendukung apa yang dilakukan oleh istrinya dan tidak berpihak kepada Renjun.

"Gue cuman mau bilang sih Jun, kalo lo nggak bisa cinta sama dia mending lo lepasin aja, (y/n)."

Jeno memperhatikan wajah Renjun yang tidak terima dengan ucapannya barusan merasa terpancing untuk membuat Renjun marah.

"Walaupun dulu dia pernah pacaran, tapi dia tetep jadi istri lo. Pendamping hidup lo sampai kapanpun," sambungnya.

"Lo liat kan dia kerja keras buat lo. Setidaknya lo beri dia perhargaan atas usahanya."

"(y/n) mungkin cinta sama pacarnya yang dulu, tapi sekarang dia udah bucin banget sama lo. Bahkan rela ngelepasin kesempatan emas yang orang lain pasti pengen ada di posisi itu."

"Omongan lo makin ngelantur," komentar Renjun.

"Istri lo nolak tawaran kerjasama di LA cuman buat ngerawat setan yang nggak punya hati kaya lo!" ujar Jeno yang mulai habis kesabarannya menghadapi Renjun.

"Mending lo balikin aja (y/n) ke mantannya yang kemaren. Dia juga perlu di kasih sayang, bukan cuman lo yang terus pentingin diri sendiri!" sinis Jeno.

Setelah mengucap kalimat pedasnya, Jeno pergi meninggalkan ruangan Renjun berharap laki laki itu akan memikirkan ucapannya barusan.

Renjun mengedikkan bahunya acuh. Ia melanjutkan pekerjaannya mengoreksi laporan yang diberikan oleh kepala divisi tanpa mempedulikan ucapan Jeno barusan.

Saat Renjun melihat ke sisi mejanya yang lain, ia menemukan kotak makan yang lebih kecil berada diatas mejanya.

Renjun mengambil kotak makan tersebut, di atasnya ada stick note yang menempel dengan tulisan :

'Please makan ini sedikit aja!'

'dari Yang (y/n) ^-^'

Renjun menarik senyumnya, detik kemudian ia melunturkan senyumnya karna teringat perannya yang harus acuh kepada dirimu.

Tapi perutnya tidak bisa berkata bohong, ia membuka kotak makan tersebut dan terus memakannya.

Penasaran dengan rasa makanan yang Jeno ceritakan tadi, Renjun mengunyah makanan yang diberikan olehmu seketika terdiam.

Rasa masakanmu mirip dengan masakan ibunya, Wendy. Dan yang satu ini jauh lebih enak.

Renjun memutar kursinya antusias, ia memakan hasil masakanmu sampai habis karna saking senangnya.

Tanpa di sadari, Jeno tertawa melihat perlakuan Renjun yang cukup naif untuk mengakui bahwa masakan istrinya lah yang paling enak.

***

Hari ke 15

Renjun baru saja selesai bertemu dengan cliennya di sebuah resto. Malam ini hujan turun deras, ia berlari ke halte untuk menunggu supirnya datang.

ᴛʜᴇ ꜱᴇᴄʀᴇᴛ ʟɪꜰᴇ ᴏꜰ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ [ᴿᵉⁿʲᵘⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang