31. We're done

620 110 9
                                    

"aku pernah merasa luka hingga tak tau bagaimana rasanya bahagia, tetapi denganmu aku bisa tertawa dan melukis cerita cinta indah versi kita, melupakan lara yang sedang aku rasa, namun bagaimana jika kamu tidak disampingku?"

-Choi Bomin-

*****

"kalo gitu kita harus hidup mati bersama."

Uhuukk...uhukk!

Renjun perlahan membuka matanya, ia kehilangan kesadaran setelah mencoba menghindari reruntuhan bangunan yang hancur. Dan beruntungnya kalian berhasil selamat meghindar dari puing puing bangunan yang siap menimpan kapan saja.

Laki laki itu menatap ke arah sampingnya, kamu tengah tak sadarkan diri. Renjun mengusap puncak kepalamu lembut, netranya memperlihatkan rasa kekecewaan yang amat mendalam. Dalam hatinya ia hanya bisa mendengar makian untuk dirinya sendiri karna sudah bodoh membiarkanmu melakukan hal nekat bersamanya hari ini.

Sayup sayup Renjun mendengar namanya dipanggil berulang kali, ia pun langsung bangkit dari posisinya dan kembali mengendongmu untuk mencari bantuan.

"RENJUN!"

"RENJUN! JAWAB GUE KALO LO DENGER TERIAKAN INI!" seru Jeno berjalan mencari keberadaan sahabatnya tersebut.

Sedari tadi ia tidak puas dengan pencariannya dan terus mengitari bagian bangunan yang roboh untuk mencari keberadaan Renjun.

Uhukk...uhukkk!

Jeno yang menyadari keberadaan Renjun, dengan cepat laki laki itu langsung membantu sahabatnya untuk kembali ke rumah.

"Jun lo gak papa?" tanya Jeno khawatir dengan kondisi sahabatnya, namun Renjun malah terlihat bodo amat dengan pertanyaan Jeno barusan.

"bawa dia ke rumah sakit sekarang!" perintahnya.

Jeno mengambil alih tubuhmu dari gendongan Renjun, cowok itu juga sempat memapah Renjun sampai ke mobil.

Semua anggotanya menunduk saat sang bos melewat diantara mereka, Bomin yang melihat Renjun hendak kembali ke rumahnya langsung mengucapkan banyak terimakasih pada cowok keturunan korea-china tersebut.

"terimakasih banyak atas kerjasamanya, sebagai gantinya gue bakal bayar kerugian biaya rumah sakit," ujar Bomin.

Renjun menoleh ke arah lawan bicaranya sinis. "pergi jauh jauh dari kehidupan gue, urusan kita udah selesai."

Haechan berdeham pelan, Renjun masuk ke dalam mobil. "maafin temen gue, dia emang rada sensi orangnya," kata Haechan dengan nada gurau.

Bomin hanya bisa memaklumi sikap Renjun padanya. "sebaiknya lo nggak usah repot gantiin biaya rumah sakit atau apapun itu, kasian Renjun nggak bisa ngabisin hartanya kalo dapet gratisan," ujar Haechan.

"maaf?"

"ah dia kan CEO, jadi tenang aja," jawab Haechan membuat laki laki itu paham dengan arah pembicaraan lawan bicaranya.

"kalo gitu gue pamit," ujar Bomin pada Haechan dan anggotanya yang lain.

Setelah itu Bomin dan anggotanya berangsur pergi, mobil Renjun juga sudah melenggang pergi jauh dari sana.

*****

Keesokan harinya, Jeno berjalan memasuki koridor rumah sakit menuju ruang rawat Renjun beserta istrinya.

Perlahan Jeno membuka pintu kamar rawat Renjun lalu masuk ke dalam setelah mendapat izin pada sang atasannya tersebut.

"gue udah bawain semua keperluan yang lo minta," ucap Jeno pada Renjun.

ᴛʜᴇ ꜱᴇᴄʀᴇᴛ ʟɪꜰᴇ ᴏꜰ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ [ᴿᵉⁿʲᵘⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang