MEMULAI KERJA DI BATAM

45 18 8
                                    

Saat awal malam, Ila sudah landing di Bandara Hang Nadim-Batam setelah sekitar satu setengah jam take off dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. (landing: pendaratan, take off: lepas landas)

Dan sekitar setengah jam, barulah Ila mendapat jemputan dari temannya yang bernama Melda. Dia juga merupakan teman Ila sewaktu sekolah di Lampung.

Dengan mobil Grand Livina warna merah tua, Ila dijemput oleh Melda. Dengan sekejap, mobil sudah memperlambat jalannya untuk memasuki garasi.

Dan Ila pun dipersilahkan masuk ke rumah Melda yang begitu mewah dan megah menurut Ila.
Di kamar yang sudah dipersiapkan, Ila disuruh beristirahat.

Saat pagi ditampakkan wajahnya oleh hangat mentari, Ila sudah membersihkan diri. Namun Melda beserta suaminya masih belum terlihat oleh Ila yang sudah duduk-duduk di ruang tamu. Di sana Ila tidak menjumpai pekerja rumahtangga.

Mungkin Melda masih belum kualahan mengurus rumah dan keluarganya karena memang Melda belum punya anak.

Saat pukul delapan pagi, barulah Ila menjumpai Melda yang juga sudah terlihat bersih dan rapi dengan pakaiannya yang sungguh bagus menurut Ila.

"Ayo kita ke tempat kerjamu, La. Kamu bisa lihat-lihat dulu atau langsung kerja kalau kamu mau. Sudah siap, kan?" Ajak Melda pada Ila yang belum bisa menyesuaikan kebiasaannya.

"Sudah dari tadi aku nunggu-nunggu, Mel. Kirain di sini kalau bangun juga pagi-pagi kayak di Lampung." Jawab Ila dengan senangnya.

"Ya bedalah, La.... Sini kan Batam, desa kita dulu kan di Lampung. Ayo cepat, kita sekarang berangkat!"

Ila pun mengikuti ajakan Melda. Ila ditunjukkan ke tempat kerja yang akan ditempatinya. Ila juga diperkenalkan pada pemilik tempat pekerjaan itu. Pemilik tempat pekerjaan itu adalah seorang laki-laki muda, teman Melda.

Dan Ila sudah mendapat ijin untuk bekerja di tempat kerja itu. Tempat itu adalah perbengkelan motor yang sekaligus menjual berbagai spare part motor. Ila ditempatkan di bagian pembukuan.

Setelah satu bulan Ila bekerja, Ila memutuskan untuk mencari rumah kosan sendiri karena Ila merasa malu dan kurang bebas tinggal bersama Melda.

Dan Ila merasa bersyukur karena caranya bekerja saat itu sangat disukai oleh pemilik tempat kerjanya.
BERSAMBUNG....

Menara - Menara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang