Fara yang memberikan sambutan spesial untuk Ila dan terutama pada Faruk, membuat hari-hari Fara tidak begitu lagi memikirkan bisnisnya. Fara banyak meluangkan waktunya untuk menemani Faruk. Hal itu terkadang membuat Ila merasa cemburu, namun perasaan itu Ila tenggelamkan sedalam mungkin di dalam palung hatinya. Diangkatnya senyum saat melihat Fara terus berusaha mendekatkan dirinya pada Faruk yang sudah mulai terbuai dengan pemanjaan yang disuguhkan.
Di pusat Ibu Kota Malaysia, di Kuala Lumpur, Fara memberikan pelayanannya pada kedua tamunya. Di rumah megah dan mewah serta pelayanan dengan fasilitas yang sangat istimewa, membuat Faruk terkagum-kagum. Pekerjaan yang semula dibayangkannya akan terasa sulit, saat itu tidak ia rasakan. Yang Faruk rasakan adalah perasaan heran. Hanya dengan pekerjaan yang ringan, menjadi satpam rumah, Faruk mendapatkan gaji yang sangat tinggi. Dan itu pun gajinya ia terima setiap tiga hari sekali. Faruk juga mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa dari majikannya yang sebelumnya dia tidak menyangka bahwa yang akan merekrutnya kerja adalah Fara, wanita yang saat di desanya mengajak berburu, dan tidak pernah dia sangka Fara adalah wanita kaya-raya.
Ketika Fara sudah tidak lagi kuat menahan gemuruh cintanya yang ia sekap dalam ruang kedap suara, ketika Faruk sudah terasa dekat dan sering bersamanya, Fara menghujankan deras cintanya pada Faruk.
Faruk yang tidak tahu akan cinta yang sangat begitu besar dicurahkan Fara kepadanya, membuatnya gelagapan."Dik, aku ingin ngomong sesuatu." Kata Faruk pada Ila yang saat itu punya kesempatan bertemu di depan rumah saat siang hari.
"Mau ngomong apa, Bang?" Tanya Ila yang baru saja mendampingi Fara keluar rumah untuk meeting.
"Tadi malam aku dibuat kaget oleh pernyataan Fara," dengan seragam satpamnya yang berwarna hitam dan dengan tetap berdiri dekat pintu pagar mulai mengutarakan unek-uneknya.
"Pernyataan apa, Bang?" Tanya Ila pura-pura tidak tahu. Padahal Ila sudah tahu karena Fara selalu memberitahunya terlebih dulu saat Fara akan melakukan sesuatu pada Faruk.
"Fara bilang, dia sangat mencintaiku. Dia juga berterus tentang kepribadiannya sebelum dia mengenalku, Dik. Apa benar ya kalau dia dulu itu lesbian? Mungkin saja Adik tahu," jelas Faruk menyampaikan apa yang didapatnya dari Fara.
"Kayaknya iya. Karena dulu sewaktu aku bekerja padanya, aku sering melihatnya bersama wanita. Dan wanita-wanita yang dibawanya berbeda-beda. Aku juga turut prihatin dengan keadaannya yang begitu. Karena dirinya yang begitu itu membuat rumahtangganya hancur. Dan mungkin dia sekarang merasa sangat beruntung telah mengenal Bang Faruk karena Bang Faruk sudah membuatnya sembuh dari kejiwaannya yang terganggu."
"Lantas aku mesti bagaimana, Dik?" Tanya Faruk yang sepertinya tidak bisa mengambil keputusan tanpa ijin Ila.
"Bang, aku tidak bisa menghalangi cinta siapa pun juga. Termasuk cinta Fara pada Bang Faruk. Dia sudah begitu baik pada kita bahkan kepadaku dari semenjak aku mengenalnya. Apa salahnya jika Bang Faruk terima cintanya itu dan membalas cintanya dengan ikhlas. Itu akan berdampak sangat baik pada Fara, Bang."
"Lantas bagaimana dengan cinta kita, Dik? Adik kok begitu mudahnya mengatakan demikian? Seolah Adik tidak punya rasa perduli pada cinta yang kita bina," tanya Faruk yang tidak menyangka atas saran yang diucapkan Ila.
"Bukan aku tidak mau perduli dengan cinta kita, Bang. Jika cinta Bang Faruk itu lebih sangat berguna bagi orang lain, aku rela kok untuk merelakan Bang Faruk. Apalagi sekarang yang sangat membutuhkan cinta Bang Faruk adalah Fara. Dia adalah wanita baik-baik dan sedang dalam penderitaan batin. Mungkin dengan Bang Faruk mau memberikan cinta kepadanya, Bang Faruk akan mendapat balasan yang sangat mulia dari Tuhan. Itu karena Bang Faruk telah rela membahagiakan makhluk-Nya yang sedang membutuhkan kebahagiaan. Jadi, Bang Faruk jangan bimbang dalam mengambil keputusan. Inilah waktu yang baik untuk Bang Faruk bisa menikmati hidup layak seperti yang Bang Faruk idamkan dulu. Dulu Bang Faruk kan bilang bahwa Bang Faruk ingin kaya dan mendapat istri yang cantik. Nah, sekaranglah kesempatan itu Bang. Abang terima saja cinta Fara. Usia dan wajahnya tidak mengecewakan, kok. Dia seumuranku. Dan bahkan kecantikannya jauh melebihiku." Ila memberikan dorongan pada Faruk yang terdiam mendengar penjelasan tersebut. Tidak tampak ada rasa cemburu pada Ila.
"Dik, aku bisa sampai ke sini karena cintaku ke Adik. Dari dulu hingga sekarang aku tidak beristri itu juga karena cintaku ada selalu pada Adik. Dan aku kesini tidak ingin menikah kecuali menikah dengan Adik. Tapi mengapa malah Adik melemahkan cinta kita, Dik? Kenapa tidak sekuat saat kita akan berangkat ke sini? Dan aku ingin kaya itu bersama Adik. Tidak dengan wanita lain." Kata Faruk ingin meronta dari dorongan Ila yang sangat mengharapkannya bersedia menerima cinta Fara dan membalasnya dengan cinta pula.
"Bang, aku mau masuk dulu ya? Untuk masalah itu nanti kita bicarakan lagi. Dan saranku lagi, kalau Bang Faruk mendapat kesempatan bertemu lagi dengan Fara, sampaikan saja apa yang ingin Bang Faruk sampaikan. Tidak usah memikirkanku. Yang pasti, aku sangat menyetujui jika Bang Faruk membalas cinta Fara dengan baik. Jangan kecewakan dia."
Belum sempat memberikan jawaban, Faruk sudah ditinggalkan oleh Ila yang waktu itu masih rapi dengan jas dan celana panjangnya berwarna biru.
BERSAMBUNG....

KAMU SEDANG MEMBACA
Menara - Menara Cinta
RomanceCerita tentang percintaan yang kompleks dan jarang terjadi dalam kehidupan. Seorang wanita desa yang tangguh bersama lika-liku kehidupannya menjadikan cerita ini seru karena undakan-undakan ataupun tangga-tangga susah-senangnya mampu dia lewati deng...