BUNUH AKU!

10 4 0
                                        

"La, saat ni cobe awak yang yakinkan kat Bang Faruk. Bang Faruk cam tak yakin dengan ape yang ai sampaiken kat ia. Mongkin jike awak yang cakap, Bang Faruk baru nak yakin."
(La, sekarang coba kamu yang yakinkan Bang Faruk. Sepertinya Bang Faruk tidak begitu yakin dengan apa yang aku sampaikan kepadanya. Mungkin jika kamu yang menyampaikan, Bang Faruk baru akan yakin). Kata Fara ketika berada di ruang tamu yang memang sengaja mengumpulkan Ila dan Faruk.

"Far, saye sebetolnye dah sampaiken kat Bang Faruk. Namon ia maseh je bimbang buat ambek keputosan,"
(Far, saya sebenarnya sudah menyampaikannya pada Bang Faruk. Tapi dia masih saja ragu untuk mengambil keputusan,) jawab Ila masih dengan seragam jasnya karena baru saja datang mengawal Fara yang ingin pergi menemui rekan kerjanya di Johor Bahru.
Faruk yang mendengar perbincangan antara Fara dan Ila menjadi tersentak karena dia sangka Fara memanggilnya untuk memberikan uang gaji yang tiap tiga hari diberikan. Akan tetapi saat itu Fara malah membicarakan tentang dirinya di hadapan Ila.

"Saat ni ai nak kepastian, La. Ai tak nak tersikse teos dengan cinte ni. Jike Bang Faruk terima cinte ai dan balas cinte ai, make ai sangak bahagie. Dan jike Bang Faruk menolaknye, make tak de lagi harapan buat hidop ai."
(Sekarang aku ingin kepastian, La. Aku tidak ingin terus disiksa cinta ini. Jika Bang Faruk menerima
cintaku dan membalas cintaku, maka aku sangat bahagia. Dan jika Bang Faruk menolaknya, maka tiadalah harapan hidupku). Setelah berkata, Fara
mengeluarkan pistol Walther P99 dari balik baju tidur yang sudah dikenakannya saat itu. Dan diletakkan pistol itu di atas meja, tepat di depannya.
Melihat hal itu Ila dan Faruk tercengang.

"Mongkin dengan peluru senjate ni tembus kepale ai, ai baru tak kan rase tersikse jike Bang Faruk tolak cinte ai. Dah tujuh bulan ni ai tahan cinte ni buat tak gerak. Namon maken lame ai tahan cinte ni maken bergejolak. Sebetolnye ai malo buat lakukan hal bodoh ni,"
(Mungkin dengan peluru pistol ini menembus kepalaku, aku baru akan tidak merasa tersiksa jika Bang Faruk menolak cintaku. Sudah tujuh bulan aku menahan cinta ini untuk tidak bergerak. Akan tetapi semakin lama aku menahannya malah semakin cinta ini memberontak. Sebenarnya aku malu untuk melakukan hal bodoh ini,) Fara melanjutkan perkataannya setelah meletakkan pistolnya di meja.

"Taklah, Far! Taklah bodoh! Ni hanye masaleh cinte. Masaleh kecik,"
(Jangan, Far! Jangan bodoh! Ini hanya masalah cinta. Masalah kecil,) Ila berkomentar karena sangat khawatir jika Fara benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, yaitu bunuh diri.

"Buat ai ni bukan masaleh kecik, La. Ai macam ade musoh kat diri ai sendiri. Baten ai kacau dengan cinte yang tak tau malo ni,"
(Bagiku ini bukan masalah kecil, La. Aku sepertinya punya musuh dalam diriku sendiri. Batinku kacau oleh cinta yang tidak tahu diri ini,) sanggah Fara dengan tatapan matanya tertuju pada Faruk yang saat itu berdiam kata dengan matanya hanya menatap pistol di meja yang lubang pelurunya mengarah padanya.

"Baiklah kalau memang sekarang cinta harus dipaksa. Bang, sekarang aku juga ingin memastikan apa yang Bang Faruk ingin pastikan. Tapi jangan sekali-kali mengecewakan apa yang aku ingin pastikan. Ini! Arahkan ke dadaku. Bunuh aku!" Kata Ila yang tiba-tiba mengulurkan pistolnya sendiri yang saat itu dia bawa.
Melihat hal itu, Fara tercengang. Apalagi Faruk. Dia semakin tegang dan menatap Ila. Dan dia semakin gugup ketika Ila memaksa dengan menyodorkan pistol ke tangan kanannya.

"Dik! Sebenarnya ini kenapa...?! Apa harus dengan cara begini masalah kita terselesaikan?! Apa tidak ada cara lain yang lebih baik?!" Tanya Faruk yang masih gugup ketika gagang pistol Ila sudah sampai digenggamannya.

"Tidak ada Bang. Karena Bang Faruk seolah tidak mau menghiraukan saran-saran yang aku berikan. Sekarang Bang Faruk tinggal memilih, mau pilih membalas cinta Fara atau mau pilih aku mati?!" Kata Ila memberikan tekanan pilihan yang membuat Faruk semakin bergetar.

Melihat Ila berbicara keras, Fara tersentak dan tidak menyangka Ila akan melakukan hal itu. Dia rela mati untuk membuat Faruk memberikan cinta pada Fara.

Menara - Menara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang