MENAHAN TANGIS

14 9 0
                                    

Setelah satu minggu berada di Kuala Lumpur bersama Fara, Ila tampak senang bisa merasakan liburan tanpa harus mengeluarkan biaya walaupun saat itu dia sudah memiliki rekening bank sendiri yang sudah bersaldo banyak menurutnya.

Ketika dia tidak bersama Fara, yang pergi entah kemana, Ila gelisah dalam kamarnya yang saat itu masih berada di hotel, Petronas Tower. Dia gelisah karena dia baru saja membaca ada pesan di handphonenya bahwa bapaknya telah meninggal. Sebelum ada pesan pemberitahuan itu sebenarnya Ila juga sudah diberitahu bahwa bapaknya sedang sakit yang juga melalui pesan di handphonenya. Tapi karena handphone Ila selama satu minggu lebih tidak diaktifkan, Ila tidak mengetahui pemberitahuan itu tepat pada waktunya. Dan saat Ila sendiri tidak bersama Fara, barulah Ila mempunyai keberanian mengaktifkan handphonenya. Saat itulah Ila baru membaca pemberitahuan di pesan handphonenya bahwa bapaknya sakit dan telah meninggal.

Pikiran Ila melayang ke Lampung, pada bapaknya juga pada kedua anaknya. Ingin sekali Ila pulang namun Ila masih merasa bimbang apakah akan mendapat ijin dari Fara atau tidak. Akhirnya Ila menelepon ibu tirinya dan meminta maaf atas kesalahannya. Ila juga meminta kepada ibu tirinya untuk tetap menjaga Zahrra dan Angga sebaik mungkin. Dan tidak lupa pula Ila memberitahu akan mentransfer uang ke rekening ibu tirinya yang sudah biasa digunakan untuk menerima kiriman uang darinya.

Tidak lama setelah menelepon ibu tirinya, Ila mencari ATM terdekat untuk mentransferkan sejumlah uang.
Sedang berada di ruangan ATM, Ila mendapatkan telepon dari Fara bahwa dia sedang membutuhkan bantuannya. Fara sedang mendapatkan ancaman dari preman-preman.
Mobil Fara bersama sopirnya sedang dicegat dan disandra oleh preman-preman. Entah dengan alasan apa mereka mengincar dan mencegat Fara.
Ila pun mencari informasi secepatnya tentang tempat yang diberitahukan Fara. Dan secepatnya pula Ila menuju tempat di mana Fara dan sopirnya sedang diganggu oleh preman-preman.

Dengan taksi, Ila menuju China Town. Di sekitar daerah sanalah, di salah satu jalan yang sepi, Ila menjumpai mobil sedan berwarna putih sedang dikerumuni preman-preman. Tampaknya Fara dan sopirnya hanya dicegat. Namun bodi mobil sudah banyak yang rusak karena ada beberapa preman yang berani melakukan pengrusakan itu. Sesekali terdengar jerit Fara ketika salah satu preman memukul pintu mobil dengan besi yang dia bawa.

Dengan tetap berjalan santai, Ila menghampiri preman-preman yang sedang asyik menakut-nakuti Fara dan sopirnya. Ila mendengar cemoohan dan cacian pada Fara, yang intinya preman-preman itu pernah mendapat perlakuan yang tidak baik dari Fara. Jelas terdengar oleh Ila bahwa tanah dan bangunan preman-preman itu dulu pernah jadi korban kebiadaban rencana pembangunan yang diprakarsai oleh Fara. Akhirnya mereka punya rasa dendam pada Fara.

Karena Ila merasa masih punya tanggungjawab atas keselamatan Fara, Ila pun kemudian mencoba berbicara baik-baik pada salah satu preman agar mereka membebaskan Fara dan sopir yang sedang mereka ganggu. Mereka pun mentertawakan Ila yang menantang berkelahi setelah permintaannya untuk berdamai ditolak. Mereka meremehkan Ila yang saat itu terlihat cantik dengan pakaian jasnya yang berwarna merah mencolok.

Salah satu dari preman itu pun menghampiri Ila yang ingin mencolek dagu Ila, namun dengan sigap Ila menghindar seraya memberikan sapuan kaki ke arah preman yang mendekatinya itu. Seketika preman berbadan langsing itu terduduk di aspalan jalan.
Melihat temannya dipermainkan, tiga preman laki-laki lainnya langsung datang menyerang Ila. Sedang tiga preman laki-laki lainnya berada tidak jauh dari perkelahian temannya, mereka berdiri dengan salah satu wanita bertato-tato di kedua lengan dan di kedua kakinya hingga pahanya.

Dengan sangat cepat Ila dapat mengalahkan ketiga preman yang mengeroyoknya. Pukulan-pukulannya saat itu benar-benar ia sungguhkan mengenai daerah yang dapat melumpuhkan musuhnya tanpa harus memukul berulangkali.
Tiga preman yang lebih kekar pun datang lagi dan mengeroyok Ila yang masih rapi dengan dandanannya.

Menara - Menara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang