29. Ada

5.3K 1K 553
                                    

DEWA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DEWA

Minggu, 7 April 2019 pukul 01.35

"Dewo, hohoho!" Ody menggumam dengan suara rendah yang diberat-beratkan, hingga tawanya terdengar seperti suara gemuruh guntur di hari yang mendung.

"Iya," sahutku datar.

"Siapa yang gak mabok di sini?" Suara Ody berganti cempreng melengking.

"Gue," jawabku. Mataku menancap di jalanan di depan. Jelas aku tidak mabuk. Kadar alkohol di darahku adalah nol persen kini.

"Betul. Jawabannya adalah gue. Hahahahahaha!" Ody tertawa-tawa, wajahnya ia lempar kesana kemari, seperti balon lepas. Aku sedikit berjengit, takut ia terbentur tubuhku.

Iyain aja deh. Padahal ia sudah jelas-jelas mabuk berat. Omongannya tidak ada yang bisa dicerna akal sehat. Ia berbicara seperti asal menumpuk kata dengan lisannya.

Ody tidak henti-hentinya mengoceh sedari tadi. Aku menyesal, seharusnya ia tidur saja, alih-alih kuajak bicara. Sekarang, ia malah melantur kesana kemari.

Tangan gadis itu menepuk-nepuk bahuku. "Dewaaaa! Lo tau, gak? Gue sempet ngira barang lo yang ketinggalan di rumah gue tuh---apa, hayoooo?"

"Apa?"

"DILDO!" Tawa Ody meledak.

Wajahku memerah malu. Apa-apaan cewek ini. Bisa-bisanya ia mengira barang milikku yang sempat tertinggal di rumahnya adalah mainan seks berbentuk penis imitasi dari karet. Padahal isinya obat-obatan, woy! Kenapa prasangkanya mengarah ke situ, sih?

"Masuk akal, lah. Lo kan duda."

Jadi, dia mengaitkan status dudaku dengan kepemilikan dildo? "Apa hubungannya?" Aku bertanya, walau kutahu percuma saja bertanya pada orang yang sedang hilang akal temporer seperti gadis di sebelahku.

"Ya, sexual pleasure," bisik Ody dengan nada mendesah-desah. Aku tepok jidat. Dia yang bicara, aku yang malu dibuatnya.

Kakiku menekan pedal rem, membuat mobilku berhenti di garis marka jalan. Lampu lalu lintas sedang menyala merah.

"Dewa!" jerit Ody. Jantungku nyaris terselip dari tulang rusuk. Aku mengelus dada. Sedikit panik, aku melirik sekitar. Takut suara Ody menyelinap keluar dan mobilku jadi pusat perhatian.

"Selama lo gak punya pasangan, lo begitunya gimana?" ceplos Ody.

Astaga, Tuhan. Aku sangat yakin arah pembicaraan ini ke mana, lantas memutar mata. "Ngapain lo nanya begitu?"

Closing Closure ✔️ | ODYSSEY vol. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang