8. Kelak

6.6K 1.1K 389
                                    

DEWA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DEWA

Mari kita seuprit mengenang.

Dulu, Edo dan Ody memang sangat dekat. Kemana-mana selalu bersama. Zaman dahulu kala, Agi–kawanku yang naksir Ody tapi pecundang itu–sempat mengira bahwa Edo adalah pacarnya Ody. Jujur, baik aku, Yudhis, maupun Marcell, juga mengira hal serupa, tapi kami, sih, santai saja. Edo dan Ody memang cocok, apalagi mereka satu fakultas dan satu unit pula. Wajar kalau kemana-mana berdua.

Namun, hal ini tidak berlaku untuk Agi. Laki-laki culun lahir batin itu jadi sensitif, pemurung, putus asa, tidak selera makan, kehilangan semangat hidup, lemas, lesu, lunglai, dan menatap Edo dengan sinis–karena merasa tersaingi.

Setelah jelas bahwa Edo dan Ody hanya berteman biasa, barulah Agi melancarkan aksi pedekatenya. Tebak, siapa yang paling sering jadi korbannya?

Aku.

***

Lebih dari satu dekade lalu, aku menandai Ody sebagai junior yang kerap menitipkan makanan untuk diberikan pada pujaan hatinya--Agi.

Kenapa harus dititipkan padaku? Sebenarnya, dulu Ody sering menitip ke Marcell, karena, sebelum Ody jadian dengan Agi--dan masih malu-malu kucing, Ody paling akrab dengan  Marcell yang mata keranjang itu. 

Namun, belakangan ketahuan kalau Marcell bermulut ember, dan otaknya sering korslet, sehingga Ody kehilangan kepercayaannya. Sebagai teman karib Marcell, aku berani jamin kalau Marcell bukannya tidak bisa pegang rahasia, hanya tolol luar biasa.

Pada suatu hari, Marcell memberikan satu plastik Onde-Onde untuk Agi.

"Dari siapa ini?" tanya Agi curiga.

Mulut Marcell yang sedang penuh itu menjawab, "Duh bukannya gue gak mau kasih tahu, ya. Tapi Ody sendiri nyuruh gue untuk merahasiakan."

Suasana hening. Aku dan Yudhis bertukar tatap dongkol. Marcell melongo seperti orang tolol--ralat, dia memang bodoh secara alamiah, kusebut Marcell sebagai manusia yang akalnya tidak sempurna. Aku bingung dia bertapa di gua mana sampai bisa masuk FK.

Agi langsung senyum-senyum. Ia buru-buru memasukkan seplastik Onde-Onde itu ke dalam bajunya--biar tidak kami minta. Siang malam itu kami sedang mempersiapkan ujian dan Agi hanya makan onde-onde seharian. Benar-benar bocah norak. Jatuh cinta membuatnya rela malnutrisi pada musim ujian.

Sejak saat itu, Ody selalu menitipkan makanannya melalui aku. Marcell mulut ember, sementara Yudhis mulut harimau--galak dan menakutkan. Jadilah aku, sasaran empuk Ody.

***

"Kak Dewa!" Ody menjinjing dua buah kresek, masing-masing di tangan kanan dan kirinya.

"Yang ini buat Kak Agi." Ody menyerahkan kresek yang terlihat lebih penuh. Saat itu, Ody masih dalam masa pendekatan dengan Agi, dan sangat rajin mengirimkan makanan untuk pujaan hatinya yang culun luar biasa.

Closing Closure ✔️ | ODYSSEY vol. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang