ODY
Minggu, 16 Desember 2018 pukul 15.00
Setelah berbulan-bulan diam tanpa kejelasan, hari ini aku dan Agi berdiri bersisian, hanya ada sejengkal jarak memisahkan.
Namun, rasanya pria di sebelahku ini jauh sekali. Meski harum aroma tubuhnya masih bisa kubaui, aura tebalnya masih bisa kukenali, dan suara halusnya masih bisa kuakrabi, tetap saja–aku tahu tidak ada seujung kuku pun dari dirinya yang kini kumiliki.
Diam. Kami larut dalam bungkam.
"Rhapsody, apa kabar?" Suara Agi menegurku.
"Baik."
Detik saat aku mengutarakan itu, aku baru sadar kalau aku berbohong. "Kamu gimana, Argawira?"
"Baik juga."
Aku mengangguk. Syukurlah dia baik-baik saja.
Aku pernah amat marah padanya. Tidak terima dengan kacau yang disebabkannya. Tidak terima bahwa kami tinggal cerita fana.
Aku pernah menyumpahinya banyak derita. Aku pernah berharap ia ditimpa karma yang maha. Aku pernah mendoakan semoga ia didera sesal tiada tara.
Namun, kini, hari ini, saat kami kembali berjumpa, aku menyadari bahwa aku tidak pernah tega menyemogakan hal jahat dengan semena-mena. Saat itu dan selama ini, aku bukan menginginkan Tuhan menghukumnya.
Aku hanya belum ikhlas menyambut kepergiannya.
***
Detik waktu berkejaran dengan buru-buru. Mengabaikan kami yang berdua termangu.
"Kaktus udah disiram, Dy?"
Aku meresapi sorot lembut yang diteruskan oleh lensa kacamatanya. Ia masih sama. Dari milyaran cara menghidupkan jumpa, ia selalu memilih menanyakan pertanyaan serupa.
Dan aku tersenyum saja.
"Aku sudah pindah ke rumah. Kaktusnya ditinggal di resepsionis apartemen, Gi. Kalau dibawa ke rumah, takut dimainin sama Coco Willy. Kan bahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Closing Closure ✔️ | ODYSSEY vol. 2
Humor"Closure paling tepat adalah tekad move on yang kuat." Closing Closure adalah podcast berisi cerita jujur dari mereka yang hubungannya tidak berakhir akur. Karena tidak semua hubungan berakhir dengan penutupan, maka podcast Closing Closure hadir seb...