2. Akan

12.5K 1.6K 620
                                    

ODY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ODY

Sabtu, 3 November 2018 pukul 09.23

Aku selalu bilang, kalau orang paling konyol adalah orang yang percaya ramalan. Titik.

Orang yang percaya ramalan adalah orang-orang kurang kerjaan yang menjadikan omong kosong sebagai pedoman kehidupan.

Tebak, siapa yang baru saja bergabung menjadi salah satu dari orang-orang konyol yang kusebut barusan?

Dia adalah Gustina Rhapsody Tanaya. Alias aku. Alias...

"Kamar 15 ya? Atas nama Ibu Parodi?" Si resepsionis--laki-laki, bernama Bobi--membolak-balik buku tamu.

Parodi.

Ya Tuhan. Dalam waktu satu minggu ini, aku banyak sekali mendapat panggilan baru.

"Check out sekarang, Bu?"

Aku mengangguk. Menolak untuk berbicara dengan mas-mas ini. Bagaimana kalau ternyata dia jodohku? Iya, aku tahu. Si Peramal bilang kalau jodohku adalah orang yang familiar, alias orang yang sudah kukenal lama, tapi tetap saja. Siapa tahu kan....

"Bukannya Ibu booking kamar buat sebulan, ya?"

Aku mengangguk kemudian menggeleng. Benar, awalnya aku berniat untuk mengasingkan diri selama satu bulan di sini. 

Aku belum bercerita ya, kalau aku menginap di resor milik Marcell. Resor hampir roboh yang sudah tua dan angker ini kusewa untuk menenangkan pikiran. 

Aku sudah menghabiskan waktu kurang lebih tujuh hari. Jika aku menghabiskan tiga minggu lebih lama, maka kemungkinan jodohku antara Rudi--petugas room service yang hobi dangdutan, atau Pak Gendut si tukang sate--amit-amit, masak aku jadi istri keduanya? Atau malah Si Bobi, yang berada di hadapanku sekarang ini.

"Ohh.. kenapa check out duluan, Bu?"

Waduh. Aku harus menanggapi dengan apa? Anggukan atau gelengan?

Karena bingung, aku melakukan keduanya.

"Ibu sakit?" Kening Bobi berkerut khawatir.

Aku menggeleng.

"Oh iya, sendal Ibu ke mana? Saya perhatiin tadi Ibu ke sini cuma pakai sendal sebelah."

Aduh. Bobi. Sesi tanya jawabnya nanti-nanti aja deh. Pakai acara nanyain sendal segala.

***

Kau mau tahu nasib sendalku bagaimana?

Tadi, sepulang aku dari Kios Spoiler Masa Depan, aku bergegas balik ke resor. Sialnya, kembali melewati segerombol pemuda genit yang menghina kaus donatku yang estetik ini dengan kata-kata cabul. Sebelumnya, aku menyambit mereka dengan sendal sebelah kananku karena masygul.

Closing Closure ✔️ | ODYSSEY vol. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang