5. Nanti

8.5K 1.1K 139
                                    

ODY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ODY

Selasa, 4 Desember 2018 pukul 13.22

Closing Closure.

Sebuah podcast produksi kawanku sendiri--Shayla, seorang penyiar radio ternama. Closing Closure bagiku adalah podcast yang begitu jujur. Tentang pengakuan mereka-mereka yang hubungannya tidak berakhir akur.

Formatnya sangat menarik. Shayla membuka kesempatan bagi pendengarnya untuk berkirim cerita tentang hubungan yang berakhir mengenaskan, yang terkadang musnah begitu saja tanpa pernyataan.

Karena, berapa banyak dari kita yang terbayang-bayang akibat jalinan kasih kandas tanpa lambaian tangan? Berapa banyak dari kita yang tersandung-sandung ikatan yang terputus tanpa kejelasan? Berapa banyak dari kita yang terbelit-belit pahitnya rasa kehilangan?

Maka dari itu, aku sangat menyukai konsep podcast ini. Bahwa tidak semua hubungan datang dengan penutupan, maka podcast Closing Closure datang sebagai sarana melepaskan.

Kualihkan sejenak pandanganku pada ponsel yang baterainya penuh. Dengan cepat, telunjukku menekan episode terbaru dari Closing Closure, episode 18.

***

"Halo, pendengar setia Closing Closure! Apa kabar? Semoga suasana hati kalian secerah cuaca hari ini ya, dan semoga kalian yang terjebak dalam perpisahan tanpa penyelesaian, akan segera diberi kekuatan untuk melepaskan. Karena terkadang, hanya ego yang memaksa kita bertahan, padahal hati nurani tahu, bahwa pilihan paling bijak adalah merelakan."

Aku menekan tombol pause sejenak, menyerap kalimat menentramkan yang dinarasikan suara renyah Shayla.

Telah aku putuskan untuk pindah dari apartemen yang sudah menjadi rumah untukku selama beberapa tahun belakangan. Dulu, aku tinggal di unit ini bersama Agi. Di masa lalu, aku senang mendapatinya di tempat ini, menemaniku selama ribuan hari. 

Sekarang, saat kami berpisah, bayangan Agi masih sulit enyah. Setiap sudut tempat ini begitu sarat akan kenangan, setiap jengkalnya mencegahku untuk merelakan hubungan kami yang tidak jalan.

Hari ini, aku mengemas barang-barangku. Ista datang untuk membantu.

"Oh, jadi, lo kesambet apa, sekarang tiba-tiba jadi percaya ramalan?" goda Ista, setelah aku menceritakan sebuah ramalan konyol yang menjadi pusat atensiku beberapa minggu ke belakang.

Suara bilah tajam pisau yang melewati lapisan bawang bombai dan beradu dengan permukaan talenan--mendominasi rongga telinga.

"Nggak kok--"

"Nggak salah lagi?" terkanya.

Bibir bawahku maju. "Yah, gue hanya berharap."

"Berharap kalau orang pertama yang ngajak lo ngomong itu jodoh lo, dan, boom, ternyata orangnya adalah Si Edo?" serangnya.

Closing Closure ✔️ | ODYSSEY vol. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang