DEWA
Berkat "Ceritain gue, gimana awalnya lo ketemu sama Kak Tania?" otakku melakukan reminisensi kenangan lama yang tidak kunjung usang. Ingatanku hinggap pada hari di mana aku masih berbentuk remaja SMA yang udik dan belum disentuh kerasnya hidup.
Pada hari keempat Masa Orientasi Siswa alias MOS, aku mengenakan name tag raksasa bertuliskan DEWA, duduk di baris paling depan, antara Agi dan Yudhis. For your information, MOS kami memakan waktu lima hari. Agenda MOS hari keempat adalah Demo Ekskur---Ekstra Kurikuler. Hari itu, para senior unjuk kebolehan dengan memamerkan skill yang dipelajari dari ekskur masing-masing.
Anggota Ekskur Paskibra dengan kompak mempertontonkan atraksi baris berbaris--sangat keren, rapi, dan sinergis. Disambung senior dari Ekskur Teater yang menampilkan pertunjukan musikalisasi puisi teatrikal---penghayatan mereka sungguhmenakjubkan. Gegap gempita siang itu diteruskan oleh sekumpulan cewek dari Ekskur Modern Dance yang memamerkan kelincahannya dalam menari. Dengan irama beat cepat dan manuver yang out of the box, mereka dengan mudah mengundang riuh heboh dari audiens.
Singkat cerita, mereka semua mengagumkan, tidak ada satupun dari mereka yang tidak menghibur.
"Udah pada tau, mau daftar apa?" tegur kakak Ketua OSIS bertali komando merah. Di dada kanan jas-nya tertulis nama Mahadewa Megantara, ia jauh sekali dari imej kakak Ketua OSIS yang otoriter, sengak, dan menyeramkan.
"Sudah, Kak," jawab kami serempak.
Aku yang senang tampil di depan, tertarik daftar ekskur teater. Agi yang culun dan boring, ingin daftar ekskur KIR---Karya Ilmiah Remaja. Yudhis, langsung mantap mendaftar ekskur Paskibra. Sementara Marcell masih bingung. Katanya dia hobi menyanyi, tapi mendaftar Paduan Suara bukan opsi bagus baginya, karena kurang bisa menonjolkan bakat personal. Si Goblok ini memang sudah narsis dari dulu.
***
Setelah Mahadewa Megantara garis miring Ketua OSIS pergi, penampil di panggung utama berganti. Ekskur Ansambel. Para senior anggota ekskur tersebut memosisikan diri dengan alat musiknya masing-masing. Ada gitar listrik, bass, biola, cello, keyboard, dan drum. Pandanganku otomatis terpusat pada panggung, begitu alunan intro lagu Separuh Nafasku dari Dewa 19 melantun.
Kakiku bergoyang mengikuti irama petikan gitar dan bass yang membahana, dipadu gesekan biola dan cello yang mengiris kalbu, bersatu irama keyboard yang menyertai syahdu, diiringi nyanyian lagu dengan liriknya yang puitis, dan ... ritme tabuhan drum yang---
Sebentar dulu.
Pandanganku membidik pada perawakan ramping di balik satu set alat musik drum yang besar. Tangannya yang menggenggam stik drum, bergerak lincah. Kepalanya berayun seiring lagu bermain, tapi bukan kepada itu fokusku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closing Closure ✔️ | ODYSSEY vol. 2
Humor"Closure paling tepat adalah tekad move on yang kuat." Closing Closure adalah podcast berisi cerita jujur dari mereka yang hubungannya tidak berakhir akur. Karena tidak semua hubungan berakhir dengan penutupan, maka podcast Closing Closure hadir seb...