18. Beruang atau Hyena? Dua-Duanya Pilihan Yang Buruk
"Mana yang lebih buruk, tinggal bersama monster mengerikan atau mati?"
--Beauty and The Beast--
"Yesha!!! Danish!" teriak Rebecca. "Yeshaaa!!! Danish! Di mana kalian?!"
Cukup lama Rebecca terus berteriak hingga tenggorokannya terasa kering, tetapi tidak ada yang mendengar. Pelayan di kediaman Park sudah lama tidak ada lagi. Yang tersisa hanya Jane, pelayan tua yang sudah dianggap sebagai bagian keluarga. Jane harus mengerjakan berbagai pekerjaan hingga tidak pasti di mana wanita tua itu berada sekarang. Mungkin di dapur, di lorong kamar, atau di gudang.
Sedangkan para anak jalanan, mereka mengurusi ladang juga gudang. Rumah utama seperti biasanya bukan tempat yang sepatutnya mereka datangi, peraturan tersebut telah ada sejak dulu. Ah iya, masih ada Hemlin, pria berusia dua puluh delapan tahun yang bertugas merangkap sebagai tukang kebun, pengurus kuda dan semua yang memerlukan tenaga berat. Hemlin dulunya sama seperti Danish dan lainnya, anak jalanan yang diasuh oleh Baron Chaiden.
Jika kebanyakan para anak asuh pergi setelah bisa membaca atau dewasa, maka Hemlin tetap di kediaman Chaiden dan mengatakan akan mengabdikan diri selamanya. Hemlin tidak terlalu pintar, tetapi sangat loyal.
"Hemlin!" Rebecca berbalik, segera menuju jendela. Dia mengetuk jendela besar kesukaan ibunya.
Biasanya dulu ibunya duduk di tepi jendela besar, sambil menatap halaman penuh bunga. Sekarang jangankan bunga, yang tersisa hanya rumput kering, sekering harapan yang sirna dari jiwa ibunya. Rebecca menimbang untuk menghancurkan kaca tersebut lalu melompat keluar. Namun, dia harus berpikir panjang. Jika kaca itu dihancurkan maka dia harus menyuruh tukang kaca untuk membenahinya lagi. Dan pastinya membutuhkan uang. Saat ini dari mana dia mendapatkan uang? Maka yang terjadi selanjutnya dia terpaksa membiarkan jendela itu bolong tanpa kaca. Tentu saja akan membahayakan dan sangat jelek.
Rebecca terpaksa membatalkan rencana itu. Dia kembali ke rencana awal. Yaitu... berteriak! "Yeshaaaa! Danish!"
Bukankah Danish dan Yesha seharusnya sudah membereskan barang-barangnya sesuai perintahnya. Jika begitu, mereka tidak akan berada terlalu jauh.
"Danish!" Rebecca kali ini menendang pintu.
Bagaimana kalau dia merubuhkan pintu saja? Tidak akan lebih rumit daripada kaca jendela besar bukan? Rebecca mencari barang-barang yang dapat digunakan untuk membuka pintu, hanya saja dia menyadari ruangan itu sudah tidak memiliki banyak barang sama sekali. Ternyata semangat dan tekad saja tidak cukup dalam mengatasi semua persoalan. Dia begitu yakin akan segera dapat keluar lalu menghajar orang-orang yang menyakitinya. Pada akhirnya dia hanya dapat duduk dan menanti.
Sama seperti permasalahan utang ini. Dulu dia sangat yakin akan dapat menemukan jalan keluar. Cukup mengatur pernikahan Anastasia dengan pria kaya dan terhormat maka semua akan kembali berjalan dengan baik. Hanya saja, pria-pria yang awalnya berbaris memuja Anastasia dengan cepat menghilang begitu saja saat mengetahui mereka miskin. Dan yang paling parah mereka semakin dikelilingi utang. Belum lagi Edgar selalu mencoba menggagalkan rencana-rencananya. Monster itu memang harus dilenyapkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast Broken Mask
Historical FictionEdgar Hallmark, semua mengenalnya sebagai si Beruang Buas. Entah sejak kapan julukan itu muncul. Bukan hanya karena tubuh besar tinggi dengan rambut cokelat kemerahan panjang serta janggut tebalnya yang mengukuhkan dirinya sebagai beruang buas, ...