6. Gadis Yang Akan Mematahkan Kutukan

232 42 28
                                    

Senin datang kembali ^^

Bab 6 siap disajikan.

Ah iya mendekati akhir tahun, apa rencana kalian kali ini?

Tetap jaga kesehatan ya. Diriku akhir tahun diisi dengan ngegalau gaje. asli dah, ntah napa ini galau ndak jelas muluuuuk.

=========

6. Gadis Yang Akan Mematahkan Kutukan

"Kutukanmu akan lenyap, saat seorang gadis dengan tulus mencintai dirimu."

--Beauty and The Beast

Makan malam digelar di ruang makan mewah milik rumah peristirahatan di perdesaan milik keluarga Fridoph. Seharusnya tuan rumah yang berbicara, tetapi tidak. Lord Lyon yang berkoar-koar mengenai jasanya dalam menciptakan kediaman yang megah ini. Bagaimana dia meyakinkan saudaranya, Marquess of Fridoph untuk membangun rumah peristirahatan di desa Green. Dia yang membawa seorang perancang bangunan hebat dari Perancis. Memilih bahan-bahan terbaik pula. Serta memastikan semua pengerjaan dilakukan dengan sangat teliti dan terampil.

Denzell yang mendengarkan dari seberang, hanya diam dengan bibir terangkat naik. Yeah, dia ingat bagaimana pamannya begitu mencurahkan semua perhatiannya pada pembangunan Green Garden. Serta berapa banyak lembar tagihan yang menumpuk di meja kerja milik sang marquess tanpa pernah dipedulikan. Sebab ayahnya, Marquess of Fridoph lebih memilih mempercayakan semuanya pada pamannya yang paling hebat itu dan tidak beranjak satu menit pun dari sisi istrinya, marchioness tercinta.

Denzell tidak mengejek atau membenci rasa cinta ayahnya yang demikian besar pada ibunya. Hanya saja, ayahnya tidak mengerti mencintai juga harus dibarengi dengan tanggung jawab.

Telinga Denzell terasa perih, seakan gendang telinganya hampir sobek jika terus berada di dekat sang paman. Sayangnya pada sisi mana pun dia pindah, telinganya tetap akan menderita. Di sisi lain bibinya, Lady Brigitta juga sedang membual dengan sangat fasihnya. Dia menceritakan mengenai besarnya kontribusinya dalam menyulap Grenn Garden menjadi tempat yang layak dan terhormat.

Ya, Denzell masih ingat pula berapa banyak pesta yang diselenggarakan bibinya di tempat ini. Bibinya selalu meminjam kediaman Fridoph untuk membuat pesta dengan alasan, saudaranya memaksa. Tunggu, jangan lupakan biaya yang keluarga Fridoph harus keluarkan untuk pesta-pesta meriah tersebut yang sama sekali tidak pernah diganti oleh bibinya.

Lady Brigitta terus membual. Dia mengatakan pula bagaimana dirinya memberikan usul nama yang indah untuk kediaman yang jauh dari peradaban ini. Ah tentu saja beberapa penjilat akan langsung menyambut dengan pujian.

"Green Garden menjadi jauh lebih bermartabat setelah aku ikut turun tangan. Sayangnya beberapa waktu ini, Green Garden terasa sedikit merosot setelah dimasuki segelintir orang-orang yang tidak pada tempatnya." Lady Brigitta melirik.

Para ibu, lady-lady lainnya segera berdenggung menyetujui. Ini sungguh membosankan.

Jenifer menepuk paha suaminya lembut. Dia mengerti perubahan wajah Denzell dan bagaimana perasaan suaminya. Sesungguhnya Jenifer tidak mengkhawatirkan dirinya. Dia lebih mencemaskan keadaan emosi Denzell. Pria itu pernah bersumpah di hadapan Jenifer, dia akan meremukkan kepala kedua paman dan bibinya jika mereka berani melukai Jenifer lagi. Tentu saja Jenifer tidak ingin hal itu terjadi meski dia sedikit tergoda melihat secara langsung kebenaran dari teori Edgar mengenai seberapa besar otak di dalam otak kedua orang tersebut.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Denzell penuh perhatian. Matanya memuja setiap hal dari istrinya. Wajah, penampilan, keberanian serta perasaan tulus Jenifer.

"Aku menikmati pesta ini," ucap Jenifer sungguh-sungguh.

"Benarkah?"

"Tentu saja. Sudah lama aku tidak melihat pertunjukan yang seru," sambungnya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Dan sekedar informasi, sedari kecil aku dibesarkan dalam kehidupan tangguh." Jenifer merujuk pada kampung halamannya di Skotlandia bersama saudara-saudaranya yang bertubuh besar dengan kegemaran berburu dan menyelesaikan segala hal dengan adu jotos. Mirip sekali dengan Edgar. Makanya Jenifer tidak pernah gentar saat berhadapan dengan Edgar. Dia bahkan menemukan sisi saudara-saudara yang dirindukannya dalam diri Edgar, beruang buas tersebut.

Beast Broken MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang