32. Hari Yang Cerah

130 30 10
                                    

Diriku tidak dalam mood yg bagus hari ini. Aku tidak tahu apakah kalian dalam mood yg bagus atau tidak.
Setidaknya aku ingin membagikan satu part bonus utk mencerahkan mood kita.

Selamat membaca.

=====

32. Hari Yang Cerah

"Si Cantik begitu gembira. Setelah penantian yang lama akhirnya ayahnya pulang dengan selamat bahkan membawa begitu banyak barang yang indah, termasuk bunga mawar untuknya." – Beauty and The Beast.

Elliemay, Alecia dan Jenifer tersenyum. Rencana pertama mereka untuk membuat semua orang terkejut dengan kemunculan dan penampilan baru Rebecca Park sangat berhasil. Seluruh London membicarakan sihir Park—begitu mereka menyebutnya. Seekor itik buruk rupa dalam semalam menjelma menjadi angsa putih yang berkilau.

Rebecca sendiri masih tidak percaya. Tapi munculnya berbagai bunga-bunga indah yang dikirimkan padanya serta puluhan undangan, menjadi bukti nyata. Sesungguhnya Rebecca hampir kehilangan semangatnya, dia bahkan berencana untuk mengakhiri semua kegilaan ini. Entah bagaimana kata-kata Edgar begitu menyakitinya. Dia kecewa dan bersedih saat mendengar penilaian Edgar akan dirinya. Meski seharusnya Rebecca sadar, di mata Edgar, dirinya hanyalah penyihir jahat.

Namun, Rebecca tersadar. Tidak seharusnya dia kalah. Jika dia harus menjadi wanita tidak tahu malu, maka harus dilakukannya dengan sempurna. Dia akan memenangkan pertarungan, menghasilkan uang yang begitu banyak kemudian menunjukkan pada semua orang yang mencemoohnya, dia lebih baik daripada mereka semua.

"Apa langkah kita selanjutnya?" tanya Alecia. Dia mengunyah sepotong biskuit madu yang baru selesai dipanggang. Aroma manis madu bercampur dengan labu berpadu sempurna. Alecia selalu terpesona dengan bagaimana madu membuat semuanya menjadi lezat. Dari kue, teh, hingga bubur gandum. Belum lagi aroma sabun madu yang dipadukan dengan susu sedang menjadi tren saat ini.

"Pertama tentunya kita harus menanyakan pada Miss Park, apakah dia sudah menentukan target utamanya?" Jenifer menatap pada Rebecca.

"Iya, benar!" Alecia kini berpaling pada Rebecca pula.

Gadis yang ditanyai masih berpikir keras. Siapa yang akan menjadi target utamanya? Lord White, Kapten Marvery atau Tuan Holiver Coint?

"Siapa diantara ketiganya yang paling kaya dan memiliki peluang keberhasilan paling tinggi?" tanya Rebecca.

Jenifer tersenyum, dia menyukai keterusterangan serta sikap praktis Rebecca. Tampaknya setelah sepenuhnya menerima rencana yang disusun oleh tim skandal, Rebecca mulai dapat menyesuaikan diri. Bahkan mengikuti rencana dan menjalankannya dengan sempurna.

"Berdasarkan pengamatan serta perhitunganku juga Denzell, Holiver Coint memiliki aset terbanyak. Uangnya terus bertambah seiring bisnis toko serba adanya yang berkembang di berbagai kota besar. Kudengar dia juga akan melebarkan sayapnya ke Perancis."

"Baiklah!" Mata Rebecca berkilat dengan ujung bibir terangkat. "Dia target utamaku!"

Ya, Rebecca membutuhkan pria yang sangat kaya. Pria yang tidak akan jatuh miskin setelah melunasi semua utang-utangnya. Pria yang akan terus memastikan kehidupannya setidaknya berkecukupan.

"Tapi, ada kemungkinan besar kamu akan terus berpindah tempat bersamanya. Dia jarang menetap lama di satu tempat. Dia akan terus mengadakan perjalanan bisnis." Jenifer mengingatkan.

Rebecca terdiam sejenak. Bagaimana dengan rumahnya? Bukankah dia mati-matian mencari uang agar tidak kehilangan rumah masa kecilnya? Rebecca berpikir sejenak, kemudian tersenyum. Tidak masalah. Dia bisa meminta orang untuk menemukan Anastasia. Kemudian rumahnya yang di sini, akan dia serahkan kembali pada Anastasia dan Dallin Addison. Bukankah sejak awal dia merencanakan seperti itu. Dengan begitu dia akan merasa tenang saat harus bepergian bersama Holiver Coint.

Beast Broken MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang