Sudah 2 minggu ya diriku ndakposting. Ini aja masih tepar. 3 part lagi digeber. Met membaca.
====
48. Aku Menginginkanmu
“Kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi! Aku menginginkanmu selamanya di sisiku.” – Beauty and Th Beast --
Keduanya terdiam, saling pandang sesaat kemudian sama-sama menatap ke arah lain merasa begitu canggung. Keduanya sudah bisa dibilang lebih mirip musuh, setiap bertemu pasti beradu mulut dan saling melempar tatapan sinis. Bahkan sebisa mungkin mereka tidak ingin berada di tempat yang sama.
Nyatanya keadaan seakan mempermainkan mereka. Keduanya terus-menerus terkait satu sama lain. Yang lebih gilanya, Rebecca bahkan menumpahkan semua kegelisahannya juga bersandar pada Edgar. Yang lebih parah, mereka saat ini terikat sebagai tunangan. Kini Rebecca terlalu bingung, dia tak mengerti bagaimana dirinya harus menempatkan diri atau bersikap di depan Edgar.
Kembali memerankan perannya sebagai penyihir yang jahat kah? Atau dia harus patuh dan tunduk kepada Edgar setelah semua bantuan yang diberikan beruang itu?
Keadaan sunyi yang terlalu lama menjadikan suasana terasa lebih canggung lagi. Rebecca tahu dia harus memulai percakapan.
“Jadi kita sudah bertunangan?” tanya Rebecca ragu. Dia menyentuh lembaran surat di dalam saku rok, surat yang ditandatanganinya tadi.
“Secara tertulis, ya,” sahut Edgar. “Secara resmi, belum.”
“Maksudmu?” tanya Rebecca lagi. Setiap tindakan Edgar selalu saja mengundang tanda tanya bagi Rebecca. Dia sangat sulit menebak apa yang diinginkan, apa maksud serta mengapa Edgar melakukan semuanya.
Bukankah sejak awal Edgar sangat membencinya, dan jelas-jelas jatuh cinta pada Anastasia. Lalu mengapa Edgar mengulurkan tangan membantunya? Apa semua benar-benar hanya karena permintaan Anastasia. Jika memang seperti itu, apakah semua yang dialami mereka semalam juga hanya sebuah kesalahan? Tapi, pertunangan ini? Apa artinya bagi Edgar? Ciuman yang mereka lakukan, pelukan hangat serta perlindungan yang Edgar tawarkan, bagaimana Rebecca harus mengartikannya?
Edgar menghentikan gerakan Rebecca yang terus mondar-mandir dengan sebelah tangan meremas pita pengikat pada gaunnya. “Aku ingin mengumumkan secara resmi pertunangan kita dalam sebuah pesta.”
“Pesta?” Rebecca benar-benar bingung.
“Ya.” Edgar tersenyum. “Seperti yang kamu tahu, Ellie, Alecia dan Jenn sudah mengetahui mengenai pertunangan kita. Jadi, mereka....”
“Astaga!” Rebecca menyentuh pelipisnya. “Bukankah ini akan merepotkan dirimu.”
“Sudah telanjur.” Edgar menepuk jemari Rebecca.
“Kukira kita hanya bertunangan secara diam-diam dan sederhana.” Rebecca menggigit bibirnya. “Jika terlalu heboh bukankah akan sulit saat kita membatalkannya... nanti.”
Edgar tersenyum lebar. Benar, semakin banyak yang tahu semakin banyak alasan agar kamu tidak bisa menghilang dari sisiku.
“Kita harus membujuk mereka,” gumam Rebecca lalu menggigit bibirnya lagi.
Edgar menatap bibir Rebecca. Dia ingat bagaimana rasa bibir itu, dan Edgar tergoda ingin mencicipi lagi dan lagi. Dia ingin menggoda bibir tipis itu hingga merekah dan siap menerima setiap ciuman.
“Edgar!” panggil Rebecca saat dilihatnya mata Edgar terus menatapnya, tetapi pikirannya berkelana entah kemana. “Edgar! Kamu harus menegaskan kepada mereka mengenai acara pertunangan kita.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast Broken Mask
Historical FictionEdgar Hallmark, semua mengenalnya sebagai si Beruang Buas. Entah sejak kapan julukan itu muncul. Bukan hanya karena tubuh besar tinggi dengan rambut cokelat kemerahan panjang serta janggut tebalnya yang mengukuhkan dirinya sebagai beruang buas, ...