39. Bagaimana Cara Mengajari Seekor Beruang Tentang Perasaan?

124 30 7
                                    

Yuhuuu. Met pagi.
Libur tlah usai mari kembali ke aktivitas sehari-hari.
Memulai pagi dengan semangat. Memulai minggu ini dengan ceria.
Tuhan memberkati kita semua.

----

39. Bagaimana Cara Mengajari Seekor Beruang Tentang Perasaan?

"Apa yang kamu rasakan saat dia pergi?" – Beauty and The Beast--

Selama dua hari ini berita mengenai tindakan Edgar Hallmark saat membawa pergi Rebecca Park dari acara pesta tersebar luas dan kian bertambah bumbunya. Sepertinya tidak ada satu orang pun yang tidak membicarakan itu. Dan tentu saja, lembar berita milik Cedric dengan senang hati memberitakannya pula. Hanya saja dari sisi yang berbeda.

"Bagaimana bisa kamu menulis berita tentang sahabatmu sendiri?" Edgar melempar lembar berita ke wajah Cedric.

"Aku hanya menulis berita, Edgar. Semua kenyataan yang kulihat langsung." Cedric dengan santai menjawab.

"Tapi kamu mengambil keuntungan dari sahabatmu sendiri!" Edgar makin kesal.

Denzell tersenyum. "Dia bisa melakukannya, yakinlah." Denzell menekan bahu Edgar dan memintanya duduk. "Aku sudah merasakannya pada season yang lalu." Pria itu menggeleng sambil menghela napas panjang.

"Ya, aku memberitakan Denzell beberapa waktu yang lalu. Juga menjadikan Balder tajuk utama selama beberapa pekan. Bahkan aku menulis berita tentang diriku sendiri." Cedric membaca lembar berita miliknya yang semakin laris manis. "Lagipula sangat sayang kalau keuntungan dari sahabatku hanya didulang oleh orang lain. Sebagai sahabat, tentu saja kamu harus mendukung agar aku segera kaya raya bukan?" Cedric mengedip pada Edgar yang rasanya membuat beruang tersebut ingin menghantamkan sebuah pukulan ke matanya.

"Berengsek!" Edgar mengumpat.

Edgar tahu isi berita yang Cedric tulis berbeda dengan lembar berita lain. Cedric mengulas dari sisi sebenarnya, tanpa memelintir isi berita. Edgar berpikir, dirinya saja begitu lelah dengan semua pemberitaan dan tatapan mata yang ditujukan orang-orang padanya. Bagaimana dengan Rebecca? Apakah dia bersembunyi?

"Bagaimana dengan pria yang kalian perkenalkan itu?"

Cedric melirik bingung. Edgar selalu saja suka mengubah pembicaraan dengan tiba-tiba. Meski begitu, teman-temannya sudah sangat mengerti. Apalagi kali ini, arah pembicaraan Edgar sudah dapat mereka tebak. "Pria yang mana?"

"Kamu ingin berkenalan dengan pria?" Alis Denzell terangkat.

"Hati-hati, kamu bisa saja diterpa skandal seperti Tuan Sempurna ini." Cedric menunjuk pada Denzell. "Tapi tidak masalah, skandal itu pasti akan membuat lembar beritaku laris manis."

"Jangan berpura-pura tidak mengerti. Kalian tahu siapa yang kumaksud!" Edgar berang. Dia tidak suka bagaimana Denzell dan Cedric kini begitu kompak mengerjai dirinya. Sepertinya kedua saudara ipar ini mulai membangun koalisi yang baik.

"Kami sungguh tidak mengerti," ujar Cedric masih dengan tampang bingung yang terlalu dibuat-buat.

"Berengsek!" Edgar mengalungkan lengan pada leher Cedric. "Mungkin saat udara berkurang di dalam kepala, maka otakmu akan lebih jernih berpikir!"

"Hentikan! Hentikan!" Cedric memukul keras lengan yang sama sekali tidak goyah. "Lepaskan beruang ini, Denzell!"

"Bukan urusanku!" Denzell mengambil lembar berita, lalu mulai tekun membaca isinya sambil menahan tawa. Dia tahu betul Edgar hanya mengancam Cedric.

"Ya, ya! Aku mengerti maksudmu! Sekarang lepaskan aku!" teriak Cedric dengan napas yang mulai terengah-engah.

Edgar mengendurkan tekanan pada leher Cedric. "Cepat katakan!"

Beast Broken MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang