23. Strategi Yang Tepat

119 30 17
                                    

Astaga hari ini hari Senin ya?

Diriku lupa efek kebanyakan makan kue imlek hehehehe.

Hayuk imlekan ke rumah Edgar *eh salah yah.

Ya udah deh, monggo dinikmati part 23-nya.

Kabar gembiraaaa, Ada Apa dengan 28 sudah tamat lhoooo.

Bagaimana nasib Wolulikur Squad? Silakan dibaca di Cabaca.

Ada jam baca gratis lhooo.

=====

23. Strategi Yang Tepat

"Kadang kala musuh tidak terlihat seperti musuh. Dia akan menyamar menjadi seseorang yang tidak kamu duga." – Rapunzel.

Edgar begitu muak dan tidak ingin bertemu dengan Rebecca Park lagi. Sayangnya takdir mempermainkan mereka. Lagi-lagi dia bertemu dengan Rebecca. Kali ini di Hyde Park.

Hyde Park bukan taman yang kecil, bahkan cukup luas serta sangat ramai pagi ini. Diantara semua manusia yang berada di sana entah mengapa Edgar harus bertabrakan dengan Rebecca Park. Mungkin tepatnya bukan bertabrakan dengan sengaja. Karena bisa dilihat Rebecca Park terlibat perkelahian dengan beberapa lady cantik dan terhormat.

"Maaf, aku tidak sengaja...." Kata-kata Rebecca Park tertahan, dia berharap dapat menghapus bagian tadi dirinya mengucapkan permintaan maaf. Pria yang menahan tubuhnya hingga tidak jatuh terjerembab di tanah adalah musuh terbesarnya, yang benar-benar memiliki tubuh besar—Edgar Hallmark.

Beberapa wanita terkikik di balik pohon tinggi. Sementara Rebecca Park sudah berhasil berjalan menjauh dari Edgar tanpa sepatah kata pun lagi. Ya lebih baik begitu, pikir Edgar. Menjaga jarak antara mereka berdua adalah hal yang tepat. Dia tidak perlu memusingkan apa pun, anggap saja pertemuan tadi hanyalah sebuah pertemuan tidak sengaja seperti saat dia bertemu rubah atau binatang lain di dalam hutan.

"Edgar!" teriakan terdengar.

Edgar mengerang. Ibunya dan adiknya sepertinya kompak bersekutu untuk memperumit hidupnya.

"Sini, cepat!" Elliemay melambai. Edgar terpaksa berjalan dengan langkah diseret menuju kedua wanita yang dia sayangi.

"Perkenalkan ini adalah Lady Charlotte," ucap Elliemay.

"Senang bertemu denganmu, Sir Edgar," ucap gadis itu dengan sangat—terlalu—sopan.

"Lady Charlotte sangat suka berkuda. Bukankah kamu juga suka berkuda, Edgar?" Elliemay berbicara dengan suara yang terlalu manis. Dia bahkan berpindah posisi, memberikan ruang untuk Edgar dan lady muda itu dapat saling bertatap muka. Pada akhirnya gadis itu terus menunduk sepanjang mereka berbicara yang tidak lebih dari lima menit. Dia pergi dengan alasan ibunya pasti mengkhawatirkan dirinya yang telah pergi cukup lama. Ya, lima menit ternyata cukup lama bagi seorang lady berhadapan dengan seekor beruang buas.

"Ellie, sudah kubilang—" Kata-kata Edgar seperti ditelan oleh angin begitu saja. Tepat saat dia akan memprotes, Lady Julia telah siap dengan lady lain untuk diperkenalkan padanya.

"Astaga Edgar, ternyata kamu berada di sini juga. Sungguh kebetulan yang menyenangkan."

Edgar hampir berdecak melihat tingkah dan akting ibunya yang sungguh canggung. Tidak seperti Elliemay yang telah mahir memainkan peran, ibunya benar-benar tampak palsu.

"Eudora, ayo kuperkenalkan pada putraku." Lady Julia menarik seorang lady yang berusia seperti dirinya serta tangan satunya menggandeng putri dari kenalan lama di masa mudanya itu. "Edgar, kamu tidak menyapa?" Lady Julia memberi kode. "Perkenalkan ini putraku Edgar Hallmark. Dan ini Lady Eudora." Dia berpaling cepat pada gadis cantik bertubuh kecil dengan rambut pirang berkilau serta wajah mungil berbibir merah stroberi. "Juga putrinya yang sangat cantik, yang baru memulai debut season ini, Lady Giselle."

Beast Broken MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang